Istilah B2C atau business to consumer mungkin sudah sering Anda dengar pada berbagai diskusi tentang strategi pemasaran. Istilah tersebut menjadi salah satu model bisnis yang banyak diterapkan oleh perusahaan guna meningkatkan penjualan produk.
Sederhananya, business to consumer atau B2C adalah model bisnis atau penjualan produk yang tidak menggunakan perantara. Jadi, perusahaan langsung menjual produknya kepada konsumen atau end user.
Dengan teknik marketing tersebut, model bisnis ini setiap tahunnya terus mengalami peningkatan pendapatan. Bahkan pendapatan e-commerce B2C global diproyeksikan tumbuh hingga 5,5 triliun USD pada tahun 2027.
Jika Anda saat ini berencana menjalankan bisnis dengan konsep B2C, Anda wajib menyimak pembahasan StickEarn di bawah ini. Pada artikel ini akan dibahas tentang apa yang dimaksud dengan B2C, contonya, dan bedanya B2C dengan model bisnis B2B.
Apa itu B2C?
Source: Unsplash - B2C adalah proses penjualan sebuah produk atau jasa yang terjadi secara langsung kepada konsumen.
Business to consumer atau B2C adalah proses penjualan sebuah produk atau jasa yang terjadi secara langsung kepada konsumen end user, baik individu maupun kelompok. Jadi, antara perusahaan dan konsumen tidak akan ada perantara dan perusahaan akan menyalurkan produk langsung pada konsumen.
TechTarget menjelaskan bahwa B2C adalah model retail yang menjual produk langsung dari bisnis ke end user, seperti toko ritel, restoran, dan praktik dokter. Perusahaan maupun layanan tersebut menjual jasa atau produknya langsung kepada konsumen bukan kepada bisnis lainnya.
Perusahaan yang menerapkan model tersebut biasanya hanya akan menjual produk atau jasa yang merupakan kebutuhan pribadi konsumen. Misalnya, kebutuhan primer, jasa yang sifatnya kebutuhan perorangan, dan lain-lain.
B2C sudah lama berkembang dan sangat mudah ditemui di berbagai pusat perbelanjaan, restoran, bahkan pasar tradisional. Pada era modern, seperti sekarang, model bisnis ini juga berlaku pada sistem penjualan online dan banyak ditemui di berbagai marketplace digital, seperti Tokopedia dan Shopee.
Lalu, Anda juga bisa menemukan contoh B2C pada bisnis berskala besar maupun kecil. Bisnis ini juga dapat ditemui pada toko online untuk menjangkau konsumen secara langsung.
Contoh B2C
Beberapa contoh dari implementasi B2C dapat Anda lihat juga pada bisnis furniture Dekoruma yang membangun website dan menggunakan platform marketplace online untuk menjual produknya secara langsung. Lalu, brand skincare Laneige yang menjual produknya langsung melalui toko fisik.
Selain itu, Netflix juga menjadi contoh bisnis B2C yang populer. Perusahaan penyedia layanan film dan series ini menjual produknya langsung kepada konsumen, sehingga konsumen bisa mengakses berbagai hiburan yang mereka tawarkan di media promosi produk tanpa perantara atau orang ketiga.
Contoh lainnya ialah Traveloka. Bisnis Traveloka juga masuk ke dalam B2C yang merupakan situs perantara online tempat penjual tiket terhubung dengan pembeli. Anda bisa membeli berbagai produk Traveloka secara langsung di aplikasinya.
Karakteristik Model Bisnis B2C
B2C memiliki beberapa karakteristik tertentu yang mudah untuk Anda kenali. Berikut adalah 4 karakteristiknya yang penting untuk StickFriends ketahui:
1. Terbuka
Karakteristik yang pertama adalah terbuka untuk umum dan tidak terbatas. Sehingga setiap informasi tentang produk atau jasa yang perusahaan buat akan tersebar untuk seluruh masyarakat luas.
2. Transaksi Sederhana
Selanjutnya adalah prosedur transaksi model bisnis ini terjadi secara sederhana. Selain itu, transaksi tidak selalu berdasarkan relasi atau hubungan yang terjalin antara perusahaan dan konsumennya.
3. On Demand
B2C adalah model yang menyediakan produk atau jasa berdasarkan permintaan atau on demand. Produk atau jasa juga akan perusahaan sesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
4. Persaingan Tinggi
Sedangkan karakteristik yang terakhir adalah persaingan yang sangat ketat dan tinggi. Hal tersebut terjadi karena adanya permintaan tinggi dari berbagai produk yang dibutuhkan secara perorangan. Sehingga lebih banyak produk serupa akan banyak bermunculan.
Tipe-tipe B2C
Source: Freepik - Memahami tipe-tipe B2C.
B2C memiliki banyak tipe yang dapat perusahaan terapkan, baik secara offline maupun secara online. Berikut adalah beberapa jenis B2C yang paling populer dan wajib Anda ketahui, StickFriends.
1. Penjual Langsung
Tipe penjual langsung atau direct seller adalah tipe yang paling umum dan populer. Penjual di sini adalah sebuah perusahaan besar maupun sebuah bisnis kecil dan rumahan.
Setiap penjual bisa menjual produk secara langsung pada konsumen melalui berbagai media. Seperti toko online, toko fisik, situs online, aplikasi, dan lain sebagainya.
Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya akan memproduksi produknya secara langsung tanpa perantara. Tujuannya adalah agar keuntungan yang mereka dapatkan nantinya bisa jauh lebih besar. Sedangkan, penjual lain kemungkinan akan mengambil produk dari perusahaan dan dijual pada toko online atau retail.
2. Berbasis Periklanan
Selanjutnya adalah tipe B2C dengan basis periklanan seperti e-commerce atau website. Umumnya, perusahaan akan membuat berbagai konten menarik dan berkualitas untuk meningkatkan minat pengunjung serta meningkatkan traffic website.
Perusahaan akan memanfaatkan traffic tinggi tersebut dengan menjual slot iklan yang dapat penjual isi mengenai informasi produk atau jasa mereka. Semakin tinggi traffic website, maka semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap slot iklan yang ada.
Contohnya ialah kegiatan promosi Clear. Clear beriklan di Videotron dan MobileLED StickEarn untuk memasarkan produknya langsung ke konsumen.
Setiap konsumen yang berada di luar ruang, di lokasi iklan Clear berada, dapat langsung bertransaksi. Brand ini menambahkan QR code di setiap media iklan OOH-nya, sehingga konsumen bisa memindai dan melakukan aksi pemasaran yang Clear inginkan.
3. Perantara Online
Tipe perantara online umumnya tidak memiliki produk secara langsung. Melainkan hanya menyediakan sebuah platform yang dapat menghubungkan penjual dengan pembeli.
Konsumen akan melihat dan membeli produk melalui situs atau platform perantara online. Lalu, penjual yang asli yang akan menyiapkan produk dan mengirimkannya pada konsumen. Perantara online ini akan mendapatkan keuntungan melalui komisi dari penjualan perusahaan.
4. Berbasis Biaya
Tipe lain dari B2C adalah tipe berbasis biaya. Umumnya tipe ini akan mengandalkan subscription bulanan atau tahunan yang berbayar, berbeda dengan tipe B2C berbasis periklanan yang kontennya akan disediakan tanpa membutuhkan biaya. Jadi, setiap konten hanya bisa diakses oleh konsumen yang telah berlangganan.
Biasanya perusahaan yang menerapkan tipe ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang media. Mereka juga akan memberikan layanan gratis, namun terbatas. Konsumen tetap harus membayar untuk mendapatkan layanan tambahan yang tidak terbatas.
5. Berbasis Komunitas
Tipe terakhir merupakan tipe berbasis komunitas. Berbagai komunitas online seperti Facebook dan Kaskus adalah dua contohnya. Komunitas tersebut merupakan tempat setiap orang dengan minat, ketertarikan, ataupun hobi yang sama dapat berkumpul dan berbagai informasi.
Misalnya kesamaan minat dalam bidang fotografi atau traveling. Sehingga perusahaan dapat mencoba menjual produk atau jasa mereka kepada komunitas yang ketertarikan atau minatnya berkaitan dengan bisnis.
Kelebihan dan Kekurangan B2C
Tentunya sebagai model bisnis terdapat kelebihan dan kekurangan B2C yang penting untuk perusahaan pertimbangkan sebelum menerapkannya. Berikut adalah kelebihan dari B2C:
- Penjual dapat melakukan membangun komunikasi dan hubungan secara langsung dengan konsumen.
- Dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Khususnya untuk bisnis online.
- Membutuhkan biaya tambahan yang jauh lebih terjangkau.
Selain kelebihan, B2C juga mempunyai kekurangan. Apa saja kelemahan B2C dapat Anda ketahui di bawah ini.
- Bisnis yang menerapkan model ini sangat bergantung pada konsumen.
- Umumnya, memiliki kompetitor yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan model B2B. Jadi, produk harus lebih menonjol daripada kompetitor.
Perbedaan B2C dan B2B dalam Bisnis
Sebagian dari Anda mungkin bertanya mengenai apa perbedaan B2C dan B2B. Perbedaan utama dari kedua model bisnis ini terletak pada konsepnya.
B2C menjual produk secara langsung kepada konsumen atau individu. Sementara B2B memfokuskan produknya untuk memenuhi permintaan sebuah organisasi atau perusahaan.
Perbedaan selanjutnya ialah jenis dan banyaknya barang yang dijual. Umumnya, perusahaan B2C menjual barang yang bersifat pokok, digunakan sehari-hari, dan dapat dibeli secara satuan.
Sementara, perusahaan B2B menjual barang dalam jumlah banyak yang tidak dapat dibeli secara satuan. Selain itu, barang yang dijual sifatnya juga bukan daily use. Maka, konsumen dari bisnis ini ialah perusahaan atau organisasi.
Ingin Meningkatkan Performance Bisnis B2C Anda?
Jika disimpulkan, B2C adalah model bisnis yang menjual barang atau produk secara langsung kepada konsumen. Dalam prakteknya, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat agar bisnis Anda bisa memaksimalkan keuntungan dengan konsep B2C.
Salah satu caranya ialah dengan membuat campaign iklan luar ruang bersama StickEarn. Kami menawarkan berbagai layanan iklan OOH dan DOOH yang beragam dan dapat mendukung kreativitas serta performa bisnis Anda.
Anda dapat beriklan di MobileLED Advertising atau videotron yang menarik perhatian orang. Keberadaanya pun dekat dengan kerumunan orang, sehingga membuat iklan Anda lebih diingat oleh mereka.
Jika Anda tertarik, silakan klik banner di bawah atau pelajari lebih lanjut produk-produk StickEarn terlebih dahulu.