Sebagai pemilik bisnis, menciptakan identitas yang kuat sangat penting dilakukan. Salah satu cara mencapai hal itu adalah dengan menerapkan brand voice yang konsisten di setiap komunikasi. Dengan menerapkan gaya komunikasi yang tepat, bisnis dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan target audiens.

Pasalnya, brand voice merupakan elemen penting dalam membentuk persepsi dan kepribadian sebuah merek di mata audiens. Gaya komunikasi brand yang khas dapat meningkatkan keterlibatan pelanggan serta menciptakan loyalitas jangka panjang.

Dengan begitu, pesan yang disampaikan akan lebih mudah dikenali dan diingat oleh konsumen. Kejelasan dan konsistensi dalam komunikasi membantu bisnis tampil beda dari pesaing di industri yang sama. Pada akhirnya, gaya komunikasi yang kuat akan memperkuat citra merek pula.

Melihat pentingnya peran brand voice dalam strategi branding, maka Anda perlu memahami konsep ini lebih dalam. Di bawah ini, StickEarn telah merangkumkan penjelasan lengkap dan strategi yang bisa diterapkan pada bisnis Anda. Yuk, cari tahu lebih dalam.

Baca Juga: Strategi Branding Produk yang Efektif & Berhasil

Apa Itu Brand Voice?

brand voice yang baik.jpg

Source: Pexels - Apa yang dimaksud dengan suara merek?

Menurut Sprout Social, suara merek atau brand voice adalah karakter khas dan unik yang tercermin dalam komunikasi bisnis dengan audiensnya. Elemen ini mencakup gaya bahasa, nada, dan pesan yang disampaikan di berbagai platform. Dengan brand voice yang konsisten, bisnis lebih mudah dikenali oleh pelanggan.

Pada dasarnya, brand voice mencerminkan karakter serta nilai-nilai yang ingin ditampilkan oleh sebuah bisnis. Artinya, setiap brand punya keunikan tersendiri yang harus terlihat dalam cara mereka berkomunikasi. Setiap kata, frasa, tone of voice, hingga gaya komunikasi yang digunakan harus selaras dengan kepribadian brand agar memberikan kesan yang kuat.

Sebagai contoh, brand yang ingin terlihat profesional akan menggunakan bahasa formal dan berwibawa dalam komunikasinya. Sementara itu, brand yang menyasar anak muda cenderung memakai bahasa santai dan kasual. Inilah yang nantinya akan membedakan sebuah brand dengan pesaingnya.

Konsistensi suara merek berperan penting dalam membangun kredibilitas dan kepercayaan audiens. Jika komunikasi berubah-ubah, pelanggan bisa bingung dan kehilangan ketertarikan. Oleh karena itu, bisnis perlu memastikan bahwa setiap interaksi tetap selaras dengan karakter brand.

Pada dasarnya, suara merek bukanlah sekadar cara berbicara, tapi juga berpengaruh terhadap pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Dengan komunikasi yang jelas dan khas, bisnis juga bisa meningkatkan loyalitas dan keterlibatan audiens.

Itulah sebabnya brand voice menjadi elemen krusial dalam strategi branding. Jika branding bagus, maka apapun yang Anda komunikasikan dapat tersampaikan dengan baik.

Mengapa Brand Voice Penting?

Suara merek bukan sekadar gaya komunikasi, tapi juga identitas yang membedakan bisnis dari kompetitor. Dengan suara merek yang unik, audiens bisa lebih mudah mengenali dan mengingat merek Anda. Ini membantu menciptakan kesan yang kuat di benak pelanggan.

Selain itu, konsistensi dalam brand voice dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas. Ketika sebuah brand selalu menggunakan nada dan pesan yang selaras, pelanggan akan merasa lebih familiar. Hal ini membuat mereka lebih nyaman dan cenderung memilih brand Anda dibanding pesaing.

Suara merek juga berpengaruh terhadap cara audiens merespons konten yang Anda buat. Pesan yang disampaikan dengan gaya yang tepat akan lebih menarik perhatian. Hasilnya, hubungan antara brand dan pelanggan menjadi lebih erat.

Di era digital ini, membangun komunitas yang loyal sangat penting bagi sebuah bisnis. Melalui komunikasi yang relevan dan autentik, audiens tidak hanya menjadi pelanggan tapi juga pendukung brand. Ini tentunya memberikan dampak jangka panjang dalam pertumbuhan bisnis Anda.

Baca Juga: Inilah 4 Tingkatan Brand Awareness & Cara Meningkatkannya

Contoh Brand Voice

Setiap brand memiliki suara merek yang khas yang membentuk identitas mereka di mata audiens. Suara merek yang konsisten membantu menciptakan koneksi emosional dengan pelanggan dan membedakan mereka dari kompetitor.

Berikut adalah beberapa contoh brand voice yang sukses membangun hubungan dengan audiens mereka.

1. Starbucks

Starbucks menggunakan gaya komunikasi yang ramah, ekspresif, dan mengundang pelanggan untuk menikmati pengalaman minum kopi yang menyenangkan. Mereka menyampaikan cerita di balik setiap produk untuk membangun hubungan emosional dengan pelanggan.

Ini membantu menciptakan kesan bahwa setiap kunjungan ke Starbucks adalah pengalaman yang berarti. Melalui kampanye marketing yang storytelling, Starbucks menjalin hubungan erat dengan audiensnya.

Misalnya, mereka sering berbagi kisah di balik proses pembuatan kopi, mulai dari petani kopi hingga barista. Ini menciptakan rasa keterikatan yang lebih dalam dengan pelanggan.

2. Tiffany & Co.

Tiffany & Co. dikenal sebagai brand perhiasan mewah yang memiliki suara merek elegan dan berkelas. Gaya komunikasinya simpel, tetapi tetap memiliki daya tarik emosional yang kuat. Setiap pesan yang disampaikan selalu selaras dengan citra timeless dan eksklusif yang melekat pada brand ini.

Selain menonjolkan kemewahan, Tiffany & Co. menggunakan nada yang witty dan sophisticated dalam komunikasinya. Hal ini terlihat dari kampanye-kampanye ikonik mereka yang sering kali memadukan elemen storytelling dengan visual yang minimalis, tetapi tetap berkesan. Dengan pendekatan ini, brand berhasil menarik perhatian pelanggan yang mengutamakan kualitas dalam setiap pembelian.

Konsisteni dalam penggunaan suara merek membuat Tiffany & Co. tetap relevan di berbagai generasi. Dengan membangun narasi yang kuat tentang cinta, komitmen, dan keindahan, brand ini berhasil menciptakan hubungan emosional dengan pelanggannya. Hasilnya, brand perhiasan ini mampu menjadi simbol status dan gaya hidup mewah yang diidamkan banyak orang.

3. Dove

Dove selalu mengusung pesan untuk menghargai kecantikan asli yang ada pada diri setiap individu. Mereka menyampaikan pesan body positivity, pemberdayaan perempuan, dan pentingnya mencintai diri sendiri dengan cara yang menyentuh hati.

Komunikasi yang dibangun Dove membuat setiap orang merasa istimewa dan dihargai apa adanya. Lewat setiap kampanye, Dove berhasil menciptakan suasana hangat dan inspiratif bagi konsumennya.

Pesan yang disampaikan bukan hanya bertujuan mempromosikan produk, tetapi juga menyebarkan nilai-nilai positif tentang kepercayaan diri. Dengan pendekatan yang empatik, Dove mengajak masyarakat untuk merayakan keunikan masing-masing.

Baca Juga: Strategi Diferensiasi Produk yang Efektif untuk Pemasaran

4. Muzz

iklan di mobil untuk tingkatkan brand voice.JPG

Source: Doc. StickEarn - Kampanye Muzz di mobil.

Dalam iklannya, Muzz menggunakan suara merek yang khas dan mengena. Tercermin pada kalimat "Jodohmu kena macet Jakarta, Nak! Carilah di Muzz", gaya bahasa yang digunakan terdengar akrab seolah berbicara langsung dengan audiens. Pendekatan seperti ini membuat pesan terasa lebih personal dan relatable dengan kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, frasa "Jodohmu kena macet Jakarta" merupakan metafora yang menggambarkan masalah umum warga Jakarta. Lalu, disambung dengan solusi yang catchy, "Carilah di Muzz" yang mengisyaratkan bahwa Muzz adalah solusinya.

Dengan begitu, iklan ini memberikan kesan bahwa brand tersebut memahami masalah konsumennya dan siap menawarkan solusi terbaik. Selain itu, penggunaan kata "Nak!" menambah nuansa keakraban dan informalitas dalam komunikasi.

Kata tersebut membuat pesan terdengar lebih dekat dan personal. Secara keseluruhan, copywriting pada iklan tersebut menciptakan brand voice yang cerdas dan tepat sasaran.

Baca Juga: Contoh Copywriting Menarik dan Ampuh Menjual untuk Iklan

5. Spotify

Spotify menyapa para penggunanya dengan nada yang ringan, lucu, dan to-the-point. Pesan-pesan mereka terdengar santai dan tidak terlalu serius. Ini membuat pengalaman mendengarkan lagu di Spotify menjadi lebih menyenangkan.

Melalui gaya bahasa yang kasual, Spotify berhasil menyajikan pesan yang menarik dalam setiap komunikasinya. Setiap kata yang disampaikan seakan mengajak audiens untuk lebih menikmati hidup.

Brand voice ini menciptakan hubungan yang hangat antara platform dan penggunanya, membuat musik terasa lebih personal.

6. Nike

Nike identik dengan tagline "Just Do It" yang menyemangati setiap orang untuk terus maju. Suara merek yang percaya diri dan lugas menyampaikan pesan secara langsung tanpa banyak basa-basi. Pesan yang padat ini berhasil menginspirasi para penggemar olahraga untuk terus berusaha dan mencapai targetnya.

Dalam setiap kampanye, Nike selalu menekankan pentingnya keberanian dan tekad dalam menghadapi tantangan. Gaya bahasa yang digunakan seperti mengajak langsung audiens untuk bertindak. Hal ini membuat setiap komunikasi Nike terasa energik dan penuh motivasi.

7. Duolingo

Duolingo memiliki cara unik dalam mengajak audiens belajar bahasa. Pesan-pesan yang disampaikan seringkali berupa peringatan lucu dari maskot hijau mereka, Duo. Gaya komunikasinya yang eksentrik membuat pengalaman belajar jadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Setiap interaksi dengan Duolingo terasa seperti obrolan santai dan lucu. Pesan yang disampaikan berhasil membuat audiens termotivasi untuk terus belajar. Brand voice yang out-of-the-box ini, menjadikan Duolingo platform belajar bahasa yang melekat di benak audiens.

8. KIN

iklan FnB di mobil.JPG

Source: Doc. StickEarn - Contoh iklan brand KIN di mobil.

KIN menggunakan cara yang simpel dan to-the-point dalam menyebar pesan pemasaran mereka. Kalimat "Snack yang nggak ribet itu ngenyangin. SnacKIN Aja" memberikan kesan santai, sehingga mudah diterima oleh semua kalangan. Hal ini menunjukkan bahwa brand ingin tampil dekat dengan konsumen melalui bahasa sehari-sehari yang akrab dan umum digunakan.

Copywriting ini juga menonjolkan nilai praktis, seolah menyatakan bahwa KIN adalah solusi tepat untuk ngemil tanpa repot. Penggunaan kata "ngenyangin" menegaskan manfaat snack yang mengenyangkan, sekaligus memberikan kesan positif dan memuaskan. Dengan menyisipkan nama brand dalam CTA "SnacKIN Aja", berhasil menciptakan tagline yang mudah diingat.

Suara merek KIN di iklan ini terasa energik, fun, dan penuh gaya. Nada yang digunakan tidak formal, sehingga memberikan kesan bahwa ngemil dengan KIN adalah kegiatan yang santai dan menyenangkan. Secara keseluruhan, pendekatan ini berhasil mengomunikasikan keunggulan produk dengan cara yang ringan namun efektif, sekaligus menonjolkan karakter brand yang praktis.

9. Apple

Apple memiliki brand voice yang elegan, minimalis, dan inovatif, sejalan dengan filosofi desain produk-produknya. Komunikasi yang digunakan selalu sederhana namun penuh makna. Nada yang digunakan mencerminkan kecanggihan dan kemudahan dalam penggunaan teknologi.

Dalam kampanye-kampanyenya, Apple mengedepankan cerita tentang kreativitas dan pemberdayaan penggunanya. Pesan yang disampaikan selalu menonjolkan bagaimana produk Apple dapat mengubah cara kita berkreasi dan berkomunikasi. Pendekatan yang humanis ini membuat Apple bukan hanya dikenal sebagai brand gadget, melainkan brand yang mencerminkan gaya hidup minimalis nan elegan.

10. McDonald's

McDonald's menggunakan suara merek yang ramah dan ceria, sesuai dengan citranya sebagai restoran cepat saji untuk semua kalangan. Pesan-pesan dalam kampanyenya selalu simpel, menyenangkan, dan penuh kehangatan, seperti slogan ikoniknya "I'm Lovin' It." Nada komunikasinya dibuat santai dan relatable, sehingga terasa akrab di berbagai situasi.

Brand voice McDonald's juga fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan tren budaya di berbagai negara, tanpa kehilangan identitas globalnya. Kampanye-kampanye mereka sering kali menggabungkan elemen lokal, tetapi tetap mempertahankan pesan inti tentang kebahagiaan dan kehangatan. Dengan pendekatan ini, McDonald's berhasil mempertahankan relevansinya di hati pelanggan dari berbagai generasi dan latar belakang.

Baca Juga: Contoh Iklan Berjalan yang Efektif untuk Kampanye Pemasaran

5 Tips Membangun Brand Voice

cara meningkatkan brand voice.jpeg

Source: Pexels - Cara membangun brand voice .

Membangun brand voice bukan hanya soal memilih kata-kata yang keren atau unik. Anda harus fokus ada bagaimana brand Anda mudah dikenali oleh audiens di berbagai platform. Nah, agar Anda tidak bingung, berikut lima tips membangun brand voice yang autentik.

1. Kenali Misi, Nilai, dan Tujuan Brand

Sebelum menentukan bagaimana brand Anda akan "berbicara", langka pertama adalah memahami siapa Anda sebagai brand. Menetukan tujuan bisnis adalah fondasi utama yang membentuk suara brand.

Jika brand memiliki visi untuk memberdayakan UMKM, misalnya, maka suara merek harus terdengar suportif, membangun, dan inspiratif. Setelah memahami dasar ini, coba periksa semua komunikasi yang sudah ada di berbagai platform.

Apakah tone dan pesan yang digunakan sudah selaras dengan misi dan nilai brand? Jika belum, berarti ada yang perlu diperbaiki agar lebih sesuai dengan identitas brand.

Jangan lupa untuk melihat bagaimana audiens merespons konten yang ada. Kampanye mana yang paling banyak menarik perhatian dan engagement? Dari sini, Anda bisa mulai menyusun pola komunikasi yang paling efektif dan tetap sesuai dengan identitas brand.

2. Tentukan Kata Kunci yang Mewakili Brand

Brand voice yang kuat biasanya punya kata-kata kunci yang sering digunakan. Kata-kata ini mencerminkan kepribadian dan nilai brand, sekaligus membantu membangun konsistensi dalam komunikasi. Misalnya, jika brand Anda berfokus pada sustainability, kata-kata seperti "eco-friendly," "hijau," dan "berkelanjutan" bisa menjadi bagian dari bahasa brand.

Selain dari nilai brand, Anda juga bisa mencari inspirasi dari produk atau layanan yang ditawarkan. Kalau produk Anda adalah aplikasi yang simpel dan mudah digunakan, maka suara merek yang lugas dan tidak bertele-tele akan lebih cocok.

Jangan sampai brand Anda menggunakan kata-kata yang terlalu teknis dan membuat audiens bingung. Untuk memastikan konsistensi, buat daftar kata-kata atau frasa yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam komunikasi brand.

Ini bisa membantu tim Anda tetap berada dalam jalur yang sama saat berinteraksi dengan audiens. Dengan begitu, Anda juga tidak akan kesulitan dalam membuat pesan pemasaran yang tepat sasaran.

3. Pahami Audiens dan Buat Buyer Persona

Suara merek yang efektif bukan hanya tentang bagaimana Anda ingin terdengar, tetapi juga bagaimana audiens ingin mendengarnya. Karena itu, penting untuk memahami siapa target audiens brand, apa yang mereka sukai, dan bagaimana mereka berkomunikasi sehari-hari.

Semakin Anda mengenal audiens, semakin mudah untuk menyesuaikan gaya komunikasi brand agar terasa lebih personal dan relevan. Cara terbaik untuk memahami audiens adalah dengan melakukan riset, baik melalui data analytics maupun survei langsung.

Coba cari tahu bagaimana mereka berbicara di media sosial, apa topik yang mereka minati, dan gaya bahasa seperti apa yang paling mereka respons. Dari sini, Anda bisa membuat beberapa buyer persona yang merepresentasikan kelompok utama audiens brand Anda.

Selah memiliki buyer persona, gunakan informasi tersebut untuk menyesuaikan gaya komunikasi brand. Jika target audiens Anda adalah anak muda yang aktif di media sosial, brand voice yang santai dan playful bisa jadi pilihan yang efektif.

Namun, jika audiensnya adalah profesional di industri tertentu, nada yang lebih formal dan kredibel mungkin lebih sesuai. Untuk membuat buyer persona yang sesuai dengan bisnis, Anda dapat mengunjungi artikel berikut: Mengenal Brand Persona dan Cara Membuatnya

4. Tentukan Tone yang Sesuai dengan Kepribadian Brand

Selain memilih kata-kata yang tepat, tone atau nada komunikasi juga sangat berpengaruh dalam membangun brand voice. Tone ini bisa bersifat serius, santai, humoris, atau bahkan inspiratif, tergantung pada karakter brand. Kalau brand ingin dikenal sebagai sahabat bagai pelanggan, gunakan tone yang hangat dan friendly agar terasa lebih dekat.

Menentukan tone juga harus disesuaikan dengan konteks komunikasi. Misalnya, untuk media sosial, Anda bisa lebih santai dan engaging, sedangkan untuk email formal atau laporan bisnis, tone-nya harus lebih profesional. Konsistensi tone ini akan membantu audiens mengenali brand Anda dengan lebih mudah.

5. Pelajari Kompetitor dan Buat Brand Voice yang Unik

Walaupun setiap brand memiliki identitasnya sendiri, melihat bagaimana kompetitor berkomunikasi bisa menjadi bahan evaluasi yang berguna. Pelajari bagaimana mereka membangun brand voice, apa yang berhasil, dan apa yang mungkin bisa diperbaiki. Dari sini, Anda bisa menentukan strategi yang membuat brand Anda berbeda dan lebih standout.

Tapi ingat, jangan sekadar meniru apa yang dilakukan kompetitor. Tahap ini bertujuan untuk menemukan celah agar suara merek Anda benar-benar unik dan autentik. Dengan begitu, brand Anda akan lebih mudah diingat dan punya daya tarik yang lebih kuat.

Baca Juga: Apa Itu Analisis SWOT & Cara Analisisnya

Pertanyaan Umum Seputar Brand Voice

Suara merek sering kali jadi istilah yang membingungkan, padahal perannya krusial dalam membangun identitas bisnis. Banyak yang masih bingung soal definisinya, atau bagaimana menerapkannya dalam copywriting pemasaran brand. Berikut beberapa pertanyaan umum seputar brand voice beserta jawabannya.

1. Apa Itu Brand Tone of Voice?

Tone of voice adalah cara suatu brand menyampaikan pesan dengan emosi tertentu agar sesuai dengan konteks komunikasi. Misalnya, merek yang ramah bisa menggunakan nada santai di media sosial tetapi lebih profesional dalam laporan bisnis. Intinya, tone bisa berubah tergantung situasi, tetapi tetap harus selaras dengan brand voice utama.

2. Apa yang Dimaksud dengan Brand Voice dalam Copywriting?

Dalam copywriting, brand voice adalah kepribadian unik yang ditampilkan melalui kata-kata yang digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi. Ini mencakup gaya bahasa, pilihan kata, serta cara menyampaikan pesan agar konsisten di semua platform. Brand voice yang kuat membantu audiens mengenali dan merasa lebih terhubung dengan brand.

3. Apa Saja Elemen 3C dalam Brand Voice?

Elemen 3C dalam brand voice adalah Clarity (kejelasan), Consistency (konsistensi), dan Character (karakter). Kejelasan memastikan pesan mudah dipahami, konsistensi membuat brand lebih dikenali, dan karakter mencerminkan kepribadian unik brand. Ketiga elemen ini bekerja bersama untuk menciptakan brand voice yang kuat dan berkesan.

Buat Brand Mudah Dikenal Lewat Car Advertising StickEarn

Membangun brand voice yang kuat menjadi langkah penting agar brand lebih dikenal dan mudah diingat. Dengan suara yang konsisten dan autentik, audiens akan lebih percaya dan terhubung dengan brand Anda.

Namun, brand voice saja tidak cukup, Anda juga butuh strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau lebih banyak orang.Salah satu cara terbaik untuk memperkuat brand voice dengan menghadirkannya dalam kampanye iklan yang tepat.

Car Advertising dari StickEarn memungkinkan brand Anda tampil di jalanan, menjangkau ribuan orang setiap hari dengan pesan yang sesuai dengan identitas bisnis Anda. Dengan begitu, brand voice yang sudah Anda bangun bisa tersampaikan lebih luas dan efektif.

Tertarik untuk mencoba beriklan di mobil? Klik banner di bawah ini. Tingkatkan visibilitas merek Anda melalui Car Ads atau pelajari produk-produk StickEarn lainnya.

CTA Banner Blog - 01.png