Pernahkah Anda mendengar istilah geofencing? Teknologi berbasis lokasi ini kian populer, terutama di industri periklanan yang terus berinovasi dalam menjangkau target audiens secara efektif.
Secara sederhana, geofencing adalah teknologi yang memungkinkan perusahaan menciptakan batas virtual untuk melacak aktivitas di area tertentu. Dengan teknologi ini, Anda bisa mengirimkan pesan iklan yang relevan ketika seseorang memasuki lokasi yang ditargetkan.
Salah satu inovasi penerapan geofencing adalah pada teknologi Playlog yang memberikan solusi pengukuran performa kampanye iklan. Dengan Playlog, data yang terkumpul dari berbagai media dapat dianalisis guna memberikan insight peningkatan kampanye.
Tak hanya meningkatkan relevansi iklan, teknologi ini juga membantu brand dalam membangun hubungan yang lebih erat dengan pelanggan. Namun, sebelum memutuskan untuk memanfaatkan teknologi ini, penting untuk memahami lebih lanjut tentang pengertian, manfaat, dan cara kerja geofencing yang akan dibahas dalam artikel ini.
Apa itu Geofencing?
Source: Freepik - Geofencing memanfaatkan GPS untuk membentuk area virtual.
Menurut Business News Daily, geofencing adalah teknologi yang memungkinkan bisnis atau organisasi menciptakan batas virtual di sekitar zona atau lokasi tertentu. Dengan memanfaatkan GPS, RFID (Radio Frequency Identification), Wi-Fi, atau data seluler, Anda dapat menetapkan titik pada peta untuk membentuk area virtual.
Dalam konteks pemasaran, geofencing marketing ialah yang melibatkan pembuatan batas virtual di sekitar lokasi fisik, seperti toko, acara, atau lingkungan. Ketika seseorang yang membawa perangkat mobile memasuki area ini, bisnis bisa mengirimkan iklan atau notifikasi yang dipersonalisasi.
Teknologi ini sangat bermanfaat dalam periklanan. Dengan geofencing, perusahaan dapat menargetkan iklan secara real-time kepada calon pelanggan yang berada di radius tertentu.
Manfaat Geofencing Marketing
Sampai di sini, StickFriends mungkin mulai bertanya-tanya, apa saja manfaat geofencing? Sebenarnya, ada banyak manfaat utama yang bisa diperoleh dari penggunaan teknologi ini. Berikut empat di antaranya:
1. Peningkatan Kesadaran Merek
Geofencing memungkinkan bisnis menargetkan pelanggan berdasarkan lokasi mereka. Iklan yang dikirimkan melalui teknologi tersebut mengingatkan pelanggan tentang eksistensi bisnis Anda, di mana lokasinya, dan layanan yang ditawarkan.
Dengan demikian, pelanggan yang sebelumnya belum mengenai bisnis atau produk Anda akan lebih aware dengan keberadaannya. Ini sangat efektif untuk offline store yang ingin menarik pelanggan di sekitarnya, maupun bisnis online yang ingin menjangkau audiens lokal.
2. Meningkatkan Engagement
Keunggulan lain dari geofencing adalah kemampuannya untuk bereksperimen dengan berbagai CTA dalam iklan. Data dari kampanye geofencing membantu marketer memahami preferensi pelanggan serta respons mereka terhadap berbagai penawaran.
Misalnya, sebuah bisnis dapat membandingkan efektivitas penawaran voucher dengan nominal tertentu dibanding dengan diskon dalam bentuk persentase. Dengan cara ini, marketer dapat meningkatkan engagement dan mengoptimalkan kampanye iklan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
3. Meningkatkan Performa Lokal
Bagi bisnis lokal, geofencing merupakan alat yang sangat efektif untuk meningkatkan penjualan di wilayah tertentu. Dengan penargetan yang spesifik, bisnis dapat menawarkan promosi yang menarik bagi pelanggan di sekitarnya.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kunjungan ke offline store, tetapi juga online store. Selain itu, geofencing juga membantu bisnis mendapatkan peringkat lebih tinggi dalam hasil pencarian lokal.
4. Analisis dan Personalisasi
Selain menargetkan pelanggan dengan lebih efisien, geofencing juga memberikan data berharga tentang perilaku konsumen. Marketer dapat melacak demografi, preferensi penawaran, serta produk yang sering dibeli.
Dengan data ini, bisnis bisa menyesuaikan iklan dan promosi secara langsung, sehingga kampanye menjadi lebih relevan dan tepat sasaran.
Tools Geofencing Marketing
Untuk memaksimalkan penerapan strategi geofencing dalam kampanye pemasaran Anda, berbagai tools hadir untuk memudahkan proses tersebut. Berikut beberapa di antaranya:
- NextBee: Alat ini bekerja dengan mengirimkan promosi kepada konsumen yang berada dalam jarak dekat dari toko. Dengan cara ini, NextBee mempermudah penyampaian informasi tentang produk dan layanan secara langsung kepada calon pelanggan.
- Koupon Media: Koupon Media memudahkan implementasi geofencing marketing dengan mengirimkan iklan yang ditargetkan ke lokasi spesifik. Alat ini memungkinkan Anda menyaring audiens berdasarkan data demografis guna meningkatkan relevansi pesan yang diterima.
- xAd: Alat yang sering digunakan dalam geofencing marketing ini mengandalkan proximity targeting ke lokasi spesifik. Anda dapat mengirimkan pesan kepada konsumen yang berada dalam jarak dekat dengan lokasi toko Anda untuk meningkatkan peluang konversi.
Contoh Geofencing
Source: Freepik - Salah satu manfaat geofencing adalah meningkatkan engagement.
Teknologi geofencing semakin membuktikan perannya dalam mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan. Dengan memanfaatkan data lokasi secara cerdas, beberapa merek ternama telah mengembangkan strategi pemasaran yang efektif dan tepat sasaran.
Bagaimana mereka memanfaatkan geofencing untuk meraih hasil luar biasa? Berikut beberapa contoh geofencing dari merek-merek ternama yang inspiratif menurut Philip Mahler (Ahli Marketing):
1. Burger King
Dimulai dari Burger King dengan kampanye "The Whopper Detour" pada tahun 2018. Mereka menggunakan aplikasi seluler untuk mengirimkan notifikasi kepada pelanggan yang memasuki zona geofencing seluas 600 kaki di sekitar restoran McDonald's.
Pada kampanye tersebut, pelanggan diberi penawaran untuk membeli Whopper hanya seharga satu sen di gerai Burger King terdekat, lengkap dengan petunjuk arah lokasi gerai. Hasilnya, kampanye ini mendatangkan lebih dari 1,5 juta unduhan aplikasi Burger King.
2. Uber
Uber menggunakan geofencing di sekitar bandara, meskipun layanan mereka (kecuali kategori mobil mewah) tidak diizinkan menjemput penumpang di sana karena keterbatasan lisensi. Alih-alih menganggap ini sebagai kendala, Uber menemukan solusi dengan memanfaatkan geofencing untuk mengirimkan notifikasi push kepada pengguna ketika mereka tiba di bandara.
Pengguna yang baru mendarat akan menerima notifikasi yang mengingatkan mereka untuk memesan Uber di area yang diperbolehkan untuk penjemputan. Dengan cara ini, Uber tetap dapat memberikan layanan yang nyaman, sehingga memaksimalkan peluang bisnis.
3. Starbucks
Menurut WebFX, Starbucks secara konsisten menggunakan geofencing untuk menargetkan pelanggan di sekitar gerai mereka. Salah satu strategi unik yang mereka gunakan adalah menawarkan diskon 50% untuk minuman tertentu kepada pengguna yang berada di dekat toko.
Tidak hanya itu, Starbucks juga mengelompokkan pelanggannya berdasarkan preferensi minuman, sehingga mereka menerima notifikasi yang dipersonalisasi sesuai dengan minuman favorit mereka. Dengan demikian, strategi ini meningkatkan kemungkinan pelanggan akan memanfaatkan diskon tersebut.
4. Carlsberg
Carlsberg, produsen bir multinasional asal Denmark, meluncurkan kampanye geofencing di Azerbaijan untuk mempromosikan merek Baltika. Kampanye ini menargetkan pria berusia 18-54 tahun yang mengunjungi supermarket tertentu.
Ketika mereka berada di dalam atau di sekitar toko yang telah di-geofance, mereka menerima iklan yang mempromosikan Baltika saat scrolling di internet atau menggunakan aplikasi. Kampanye ini berhasil memberikan lebih dari 567.000 impresi dan mencapai lebih dari 25.000 orang.
5. Philips
Terakhir datang dari merek elektronik ternama ini menjalankan kampanye iklannya untuk merek Avent di Kazakhstan, dengan menargetkan ibu hamil dan wanita yang baru saja melahirkan. Mereka memanfaatkan media interaktif untuk menampilkan iklan kepada wanita berusia 25-34 tahun di sekitar lokasi seperti klinik ginekologi dan rumah sakit bersalin.
Kampanye ini sangat sukses dalam menjangkau ribuan wanita dan menghasilkan jumlah klik yang melebihi target hingga 15 kali lipat. Pendekatan Phillips menunjukkan bagaimana geofencing bisa digunakan untuk menargetkan segmen pasar yang sangat spesifik dengan hasil yang efektif.
Cara Kerja Geofencing
Source: Unsplash - Geofencing menampilkan iklan di smartphone saat seseorang masuk area tertentu.
Meskipun tampak kompleks, cara kerja geofencing sebenarnya cukup sederhana dan terdiri dari tiga langkah utama. Berikut penjelasan mengenai proses ini.
1. Membuat Geofencing
Langkah pertama adalah membuat pagar virtual dengan menetapkan batasan geografis di sekitar lokasi fisik tertentu, seperti gerai atau tempat usaha. Batasan ini akan mendeteksi pengguna yang memasuki area tersebut, memastikan iklan ditampilkan hanya kepada mereka yang berada di lokasi relevan, sehingga meningkatkan peluang interaksi dengan audiens yang tepat.
2. Menunggu Pengguna Memasuki Area Geofencing
Langkah berikutnya adalah menunggu pengguna memasuki area tersebut. Jika pengguna memiliki smartphone dengan GPS dan telah memberikan izin pelacakan melalui aplikasi atau situs web, sistem geofencing akan mencatat kehadiran mereka.
Hal ini memungkinkan bisnis mengumpulkan data tentang siapa saja yang berada dalam jangkauan iklan. Dengan demikian, efektivitas kampanye pemasaran dapat meningkat.
3. Menampilkan Iklan
Setelah pengguna terdeteksi, iklan akan muncul di layar smartphone mereka. Iklan ini biasanya relevan dengan lokasi atau minat pengguna di dalam area geofencing.
Dengan menampilkan iklan yang sesuai, bisnis dapat meningkatkan peluang konversi, karena pengguna yang menerima iklan lebih cenderung tertarik pada produk atau layanan yang ditawarkan. Sebagai contoh, jika StickFriends memiliki bisnis peralatan olahraga, Anda bisa menjangkau audiens yang berminat dengan promosi terbaru produk olahraga.
Cara Melakukan Geofencing
Lantas, bagaimana cara melakukan geofencing untuk bisnis Anda? Untuk menyusun kampanye geofencing yang efektif, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diambil:
1. Analisis Audiens Target
Sebelum memulai kampanye geofencing, lakukan riset pasar guna mendalami demografi pelanggan. Memahami siapa audiens sangat penting untuk memaksimalkan hasil.
Ketahui lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi, termasuk tempat belanja, tempat hiburan, atau lingkungan tempat tinggal mereka. Informasi ini akan membantu Anda menetapkan batas geofencing yang tepat dan efektif.
2. Tentukan Tujuan Kampanye & Platform
Setiap kampanye harus memiliki tujuan yang jelas. Identifikasi apa yang ingin Anda capai dengan menggunakan geofencing. Apakah tujuannya untuk meningkatkan kesadaran merek, meningkatkan penjualan, atau meningkatkan keterlibatan pelanggan?
Pastikan tujuan tersebut relevan dengan audiens dan bisnis Anda, ya. Ini akan memudahkan evaluasi hasil kampanye serta penyusunan strategi selanjutnya.
Setelah itu, pilih platform yang tepat untuk menerapkan kampanye geofencing. Ada banyak layanan berbasis lokasi, seperti Facebook dan Instagram, yang mendukung kampanye ini.
3. Buat Konten yang Menarik
Konten yang menarik sangat penting untuk mencuri perhatian audiens dan mendorong interaksi. Pastikan juga konten tersebut memiliki Call-to-Action (CTA) yang jelas dan mendesak.
Misalnya, daripada hanya menawarkan "special gift", tawarkan "diskon 50% untuk pembelian berikutnya" untuk mendorong tindakan segera. Selain itu, gunakan desain visual yang menarik dan coywriting yang singkat tapi kuat, agar iklan Anda mudah diingat.
4. Tinjau Iklan Secara Berkala
Setelah kampanye diluncurkan, penting untuk memantau dan mengevaluasi hasil secara berkala. Gunakan analitik untuk melihat seberapa efektif kampanye Anda, dengan memperhatikan metrik seperti klik, konversi, dan ROI (Return on Investment).
Pantau metrik kinerja dan lakukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas kampanye. Jika hasilnya kurang memuaskan, lakukan perbaikan pada pesan, desain, atau penargetan iklan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
5. Kombinasikan dengan Teknik Penargetan Lain
Jangan hanya bergantung pada geofencing; kombinasikan dengan teknik penargetan lain untuk hasil yang lebih baik. Anda bisa menggunakan beberapa opsi ini:
- Penargetan Perilaku: Menampilkan iklan yang relevan dengan kebiasaan dan minat pengguna berdasarkan perilaku online mereka.
- Penargetan Kontekstual: Menargetkan keyword pencarian dan niat pengguna, misalnya, "restoran untuk keluarga."
- Dayparting: Menargetkan audiens di waktu tertentu dalam sehari saat mereka paling aktif.
- Retargeting: Menampilkan iklan kepada pengguna yang sudah pernah mengunjungi situs web Anda.
Ingin Kampanye Iklan Lebih Efektif?
Kini, setelah Anda memahami apa itu geofencing, manfaat, dan cara kerjanya, tahukah Anda kalau teknologi ini bisa diterapkan pada strategi iklan produk? Salah satunya melalui iklan Offline-to-Online (O2O).
Iklan O2O memadukan iklan luar ruang, seperti billboard, dengan iklan digital berbasis lokasi. Jadi, setiap kali seseorang melewati area yang ditargetkan, data lokasi mereka bisa digunakan untuk menampilkan klan yang lebih relevan di platform digital, seperti TikTok dan Instagram.
Namun, Anda tak perlu repot mengatur geofencing yang rumit. StickEarn siap membantu Anda merancang kampanye O2O lewat strategi omnichannel marketing yang performanya terukur secara real-time melalui teknologi Playlog.
StickEarn akan melacak pergerakan orang-orang yang melihat iklan luar ruang Anda seperti billboard atau Mobile LED, kemudian menampilkannya kembali di media sosial mereka. Dengan ini, iklan Anda bisa menjangkau target audiens secara lebih spesifik.
Siap tingkatkan kampanye iklan Anda? Yuk, jelajahi O2O StickEarn sekarang atau temukan produk unggulan lainnya dengan klik banner di bawah ini!