Dalam era digital yang fluktuatif, strategi pemasaran yang fleksibel dan adaptif sangat dibutuhkan. Agile marketing adalah salah satu jawabannya.
Agile marketing memungkinkan perusahaan merespons perubahan pasar dan konsumen secara cepat dan efektif. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan adaptif menjadi tren di kalangan perusahaan besar dan kecil. Namun, masih banyak yang belum memahami konsep dan implementasinya.
Dalam artikel ini, StickEarn akan membahas mengenai apa itu agile marketing, contoh, dan cara mengimplementasikannya. Pastikan StickFriends menyimak sampai habis, ya.
Definisi Agile Marketing
Source: Pexels - Apa itu agile marketing?
Agile marketing adalah pendekatan pemasaran yang fleksibel dan adaptif, berfokus pada proses iteratif dan kolaboratif untuk mencapai tujuan pemasaran. Menurut HubSpot, pendekatan ini memungkinkan perusahaan merespons perubahan pasar lebih cepat daripada pendekatan tradisional.
Lebih lanjut, survei global menunjukkan bahwa 58% orang mengingat merek yang cepat beradaptasi, dan 82% dari mereka akhirnya lebih sering berbisnis dengan perusahaan tersebut. Hal ini semakin menguatkan bahwa kemampuan beradaptasi sangat diperlukan dalam merespons perubahan yang mendadak.
Pendekatan ini mengadopsi strategi pemasaran 360 dalam merespons perubahan pasar. Perusahaan akan memanfaatkan berbagai marketing channel, baik fisik, digital, dan media sosial untuk memenuhi keinginan pasar dan konsumen.
Ciri-ciri Agile Marketing
Agile marketing adalah pendekatan yang mengutamakan fleksibilitas, pembelajaran dari kegagalan, dan kolaborasi yang terus berfokus pada pelanggan. Ciri-ciri utamanya mencakup hal-hal berikut:
- Fleksibilitas: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan konsumen.
- Iteratif: Proses pengembangan yang berulang dan terus-menerus.
- Kolaboratif: Kerja sama tim yang erat antara departemen.
- Spesifik dan Fokus: Proyek-proyek kecil dengan tujuan spesifik.
- Pengukuran dan Evaluasi: Pengukuran hasil dan evaluasi terus-menerus.
Manfaat Agile Marketing
Pendekatan adaptif menawarkan berbagai keuntungan yang dapat meningkatkan efektivitas strategi suatu pemasaran brand. Dengan pendekatan yang fleksibel dan berorientasi pada hasil, berikut adalah beberapa manfaat utamanya:
-
Adaptasi Cepat terhadap Perubahan Pasar: Dalam dunia bisnis yang dinamis, tren dan kebutuhan konsumen dapat berubah dengan cepat. Pemasaran agile memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan ini secara real-time, sehingga tetap relevan dan kompetitif di pasar.
-
Peningkatan Kolaborasi Tim: Pendekatan iteratif yang menjadi inti agile marketing mendorong kolaborasi lintas fungsi antara anggota tim. Melalui kerja sama yang transparan dan terorganisasi, tim pemasaran dapat menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan efektif.
-
Hasil yang Terukur dan Berorientasi Data: Pemasaran agile menekankan pada eksperimen kecil dan pengujian berulang untuk mendapatkan insight berdasarkan data. Ini membantu brand mengidentifikasi strategi yang paling efektif dan memaksimalkan ROI (Return on Investment).
-
Efisiensi Waktu dan Sumber Daya: Dengan iterasi yang lebih pendek dan prioritas yang jelas, agile marketing memungkinkan eksekusi kampanye dalam waktu yang lebih singkat tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini sangat bermanfaat bagi Anda yang ingin meluncurkan produk atau kampanye dengan cepat.
-
Peningkatan Kualitas dan Kepuasan Pelanggan: Pemasaran adaptif memungkinkan tim untuk terus mengumpulkan feedback pelanggan dan melakukan penyesuaian secara berkesinambungan. Pendekatan ini memastikan bahwa kebutuhan pelanggan terpenuhi secara lebih baik, meningkatkan loyalitas dan kepuasan mereka terhadap brand.
-
Inovasi yang Berkesinambungan: Dengan budaya pengujian dan pembelajaran yang diterapkan, pemasaran agile mendorong inovasi dalam strategi pemasaran. Hal ini membantu Anda untuk tetap kreatif dan menemukan cara baru untuk menjangkau target audiens.
Agile Marketing Methodology
Agile marketing adalah pendekatan yang menerapkan prinsip-prinsip metodologi dalam kegiatan pemasaran untuk meningkatkan fleksibilitas, responsivitas, dan efisiensi tim pemasaran. Berikut adalah beberapa yang umum digunakan:
1. Scrum
Menurut Atlassian, Scrum berfokus pada kerja tim yang iteratif dan inkremental melalui serangkaian sprint pendek yang biasanya berlangsung antara dua hingga empat minggu. Setiap sprint dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, memungkinkan tim untuk terus meningkatkan proses dan hasil kerja mereka.
2. Kanban
Kanban menekankan visualisasi alur kerja dengan menggunakan papan Kanban untuk memantau tugas-tugas yang sedang dikerjakan. Pendekatan ini membantu tim mengidentifikasi hambatan dan meningkatkan efisiensi dengan membatasi jumlah pekerjaan yang sedang berlangsung (Work In Progress/WIP).
3. Lean Marketing
AgileSherpas mengatakan Lean Marketing berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses pemasaran dengan menekankan pada peningkatan nilai bagi pelanggan dan penghapusan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Pendekatan ini mendorong eksperimen dan iterasi cepat untuk menemukan solusi yang paling efektif.
4. Scrumban
Scrumban adalah kombinasi dari Scrum dan Kanban, yang menggabungkan struktur sprint dari Scrum dengan fleksibilitas alur kerja Kanban. Metodologi ini cocok untuk tim yang memerlukan fleksibilitas lebih besar dalam perencanaan dan pelaksanaan tugas.
5. Extreme Programming (XP)
XP awalnya dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, tetapi prinsip-prinsipnya seperti iterasi pendek, umpan balik cepat, dan kolaborasi erat dengan pelanggan dapat diterapkan dalam konteks pemasaran untuk meningkatkan kualitas dan responsivitas kampanye.
Penerapan agile methodology dalam pemasaran memungkinkan tim untuk lebih adaptif terhadap perubahan pasar, kebutuhan pelanggan, dan teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas strategi pemasaran secara keseluruhan.
Sementara itu, dalam penerapannya, metodologi ini terdiri dari lima tahap. Ada pun penjelasan setiap tahapan, seperti berikut:
- Perencanaan: Tentukan tujuan dan sasaran pemasaran.
- Pengembangan: Buat rencana pemasaran dan konten.
- Pengujian: Uji coba kampanye pemasaran.
- Pengukuran: Evaluasi hasil dan perbaiki strategi.
- Pengulangan: Ulangi proses untuk meningkatkan efisiensi.
Umumnya, perusahaan menggunakan Agile marketing untuk meningkatkan efisiensi operasional. Trik pemasaran untuk menarik konsumen juga penting dalam meningkatkan efektivitas kampanye.
Contoh Agile Marketing
Pendekatan adaptif telah diterapkan oleh berbagai brand ternama untuk meningkatkan efektivitas pemasaran mereka. Berikut adalah beberapa contoh nyata yang menunjukkan bagaimana pendekatan ini diterapkan:
1. Coca-Cola: Kampanye "Share a Coke"
Source: cocacolaunited - Contoh agile marketing.
Coca-Cola menerapkan strategi pemasaran yang adaptif dengan mencetak nama-nama populer di botol minuman mereka. Strategi ini membuat pelanggan merasa terhubung secara personal.
Kampanye ini dimulai di pasar tertentu sebagai eksperimen kecil, kemudian diperluas ke seluruh dunia setelah menerima respons positif. Pendekatan iteratif ini menunjukkan fleksibilitas Coca-Cola dalam menyesuaikan strategi pemasaran berdasarkan data dan umpan balik pelanggan.
2. Spotify: Daftar Putar yang Dipersonalisasi
Spotify menciptakan daftar putar seperti "Discover Weekly", yang disesuaikan dengan preferensi musik pengguna. Data pengguna diperbarui secara real-time, sehingga Spotify bisa memberikan pengalaman yang relevan dan menarik.
Pendekatan ini membantu Spotify meningkatkan loyalitas pengguna sekaligus memperkuat posisi brand mereka. Sangat menarik bukan?
3. Oreo: "Dunk in the Dark"
Pada saat terjadi pemadaman listrik selama Super Bowl 2013, Oreo dengan cepat merilis tweet ikonik "You can still dunk in the dark". Pendekatan ini menunjukkan kecepatan dan fleksibilitas tim pemasaran mereka dalam memanfaatkan momen-momen spontan untuk meningkatkan keterlibatan audiens.
4. Amazon: Penyesuaian Berdasarkan Data Pelanggan
Amazon terus-menerus menganalisis data pelanggan untuk memberikan rekomendasi produk yang relevan. Algoritma mereka terus diperbarui berdasarkan pola belanja pelanggan, sehingga berpotensi meningkatkan konversi dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
5. Netflix: Pengembangan Konten Berbasis Feedback
Netflix mengembangkan konten berdasarkan kebiasaan menonton penggunanya. Misalnya, serial "Stanger Things" sukses besar karena Netflix memahami preferensi audiens melalui analisis data.
6. Nike: Kampanye Digital dan Media Sosial
Nike sering mengadaptasi kampanye mereka secara real-time berdasarkan trend media sosial. Salah satu contohnya adalah penggunaan cerita inspiratif dalam kampanye "You Can't Stop Us," yang dibuat untuk menginspirasi audiens selama masa pandemi.
7. vivo: Kampanye dalam Transjakarta
Source: Doc. StickEarn - Kampanye Vivo melalui bus advertising.
Dalam kampanyenya, Vivo memanfaatkan armada bus sebagai media iklan bergerak, khususnya bus pink yang dirancang untuk penumpang perempuan. Melalui kerja sama dengan StickEarn, vivo menampilkan iklan produk terbaru mereka dengan desain visual menarik dan tagline persuasif untuk mendorong partisipasi audiens melalui media sosial.
Kampanye ini menunjukkan fleksibilitas vivo dalam merespons tren lokal, seperti penggunaan media luar ruang (OOH) yang inovatif. Dengan pendekatan ini, vivo tidak hanya meningkatkan eksposur produk, tetapi juga menciptakan interaksi langsung dengan audiens melalui call-to-action interaktif.
Bagaimana Cara Mengimplementasikan Agile Marketing?
Mengadopsi agile marketing membutuhkan perubahan budaya dan pendekatan yang strategis. Ada pun langkah-langkah untuk mengimplementasikannya secara efektif, antara lain:
1. Memahami Prinsip Agile Marketing
Sebelum memulai, tim Anda harus memahami nilai-nilai utama pendekatan ini seperti adaptasi terhadap perubahan, iterasi berkelanjutan, dan pengambilan keputusan berbasis data. Pengetahuan tentang agile marketing manifesto akan membantu membangun fondasi yang kuat.
2. Membangun Tim yang Terfokus dan Kolaboratif
Menerapkan pendekatan adapif dan responsif membutuhkan tim yang lintas fungsi dengan anggota dari berbagai keahlian. Tim ini harus berkomitmen untuk bekerja sama, berbagi ide, dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Menentukan Tujuan yang Jelas dan Terukur
Tetapkan sasaran pemasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART goals). Tujuan ini harus menjadi panduan utama untuk semua inisiatif agile marketing.
4. Menerapkan Kerangka Kerja Agile
Pilih kerangka kerja seperti Scrum atau Kanban yang sesuai dengan kebutuhan tim. Dalam Scrum, tim bekerja dalam siklus pendek yang disebut sprints, sedangkan Kanban fokus pada alur kerja visual untuk manajemen tugas.
5. Melakukan Perencanaan Sprint
Untuk memulai sprint, rencanakan tugas-tugas prioritas yang dapat diselesaikan dalam waktu tertentu, biasanya dua hingga empat minggu. Setiap anggota tim harus memiliki tanggung jawab yang jelas selama sprint berlangsung.
6. Melibatkan Pelanggan Secara Aktif
Pemasaran yang lincah menempatkan pelanggan di pusat strategi. Gunakan survei, wawancara, atau analisis data untuk memahami kebutuhan mereka, dan libatkan umpan balik pelanggan dalam setiap iterasi.
7. Melakukan Eksperimen Kecil dan Terukur
Lakukan pengujian pada ide-ide baru dalam skala kecil sebelum diterapkan lebih luas. Hasil eksperimen harus dianalisis secara mendalam untuk menentukan langkah selanjutnya.
8. Menggunakan Alat Pendukung Agile
Manfaatkan alat seperti Trello, Jira, atau Asana untuk memantau kemajuan, mengelola tugas, dan menjaga komunikasi tim tetap efisien. Alat ini juga membantu visualisasi proyek dalam kerangka kerja yang digunakan.
9. Mengadakan Rapat Evaluasi Rutin
Setelah setiap sprint atau proyek selesai, adakan rapat retrospektif. Ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil, mengenali hambatan, dan mendiskusikan cara meningkatkan proses kerja di masa depan.
10. Berfokus pada Pengembangan Berkelanjutan
Saat Anda mencoba responsif terhadap perubahan pasar, secara tidak langsung hal tersebut mendorong budaya belajar dan perbaikan dalam tim Anda. Untuk itu, selalu cari cara untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran melalui pembelajaran dari kesalahan dan keberhasilan sebelumnya.
Lebih Fleksibel dengan Transit Advertising StickEarn
Contoh-contoh kampanye iklan "Share a Coke" oleh Coca-Cola, personalisasi Spotify, hingga inovasi iklan vivo di Transjakarta menunjukkan bagaimana fleksibilitas dan inovasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap brand awareness dan keterlibatan pelanggan. Sebagai pelaku bisnis, memanfaatkan media transit seperti bus, kereta, dan stasiun sebagai platform iklan adalah langkah strategis untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
StickEarn menyediakan berbagai solusi transit advertising, termasuk Bus Ads, Train Ads, dan iklan di stasiun dengan media interaktif seperti Digitron. Strategi ini tidak hanya memberikan visibilitas tinggi tetapi juga memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan kebutuhan pasar secara real-time.
Tunggu apa lagi? Jika Anda tertarik untuk mencoba, klik banner di bawah ini.