Seiring berkembangnya bidang marketing, hadir beragam teknik pemasaran produk yang dapat brand manfaatkan. Salah satu yang dikenal efektif dan menjadi andalan ialah hard selling.
Hard selling adalah strategi pemasaran langsung yang dapat marketers gunakan untuk mempromosikan produk kepada pelanggan tanpa membujuk ataupun merayu konsumen. Karena langsung, hard selling dalam marketing mampu membantu brand meningkatkan penjualan.
Hanya saja, penerapan strategi pemasaran menggunakan cara tersebut jarang diketahui oleh sebagian orang. Tak sedikit yang bingung hingga akhirnya bertanya mengenai apa bedanya hard selling dan soft selling.
Untuk menjawab kebingungan itu sekaligus sharing insights terkait cara memasarkan produk, Anda dapat mengetahui apa itu hard selling secara lebih dalam di artikel ini.
Apa Itu Hard Selling?
Source: Freepik - Promosi hard selling adalah teknik pemasaran langsung.
Anda pasti familiar dengan istilah hard selling, tetapi sebenarnya apa yang dimaksud dengan hard selling? Jika disederhanankan, hard selling adalah strategi pemasaran yang menggunakan kata-kata transaksional untuk mendorong transaksi dalam waktu singkat.
Hard selling dinilai lebih agresif dalam menarik pelanggan karena sering kali menggunakan penekanan yang mendesak, seperti limited offer atau last call. Bahasa iklan yang menggunakan kata-kata hard selling membuat barang seolah-olah terbatas dan harus cepat-cepat dibeli konsumen.
Contoh dari hard selling dapat Anda lihat saat live sale di aplikasi belanja online. Pada momen live sale itu sering muncul discount day dengan jargon call last yang seolah-olah promosi spesial yang ditawarkan hanya pada hari tersebut saja.
Manfaat Teknik Hard Selling Marketing
Startegi pemasaran hard selling memberikan beragam kelebihan dan manfaat yang bisa Anda rasakan, di antaranya peningkatan transaksi selama periode direct selling menggunakan teknik tersebut. Lalu, ada manfaat lainnya yang bisa Anda rasakan, di antaranya sebagai berikut.
1. Menciptakan Urgensi
Teknik hard selling dikenal sebagai strategi pemasaran yang dapat membuat calon konsumen merasa terburu-buru. Maka, tidak heran jika melihat seorang sales sering menggunakan teknik hard selling dalam menggaet calon konsumennya.
2. Efisien Waktu dan Biaya
Menggunakan teknik hard selling akan menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan karena dengan teknik tersebut, brand bisa mendapatkan jawaban pasti dari calon konsumen, yaitu mengenai action pembelian.
3. Pengaplikasian yang mudah
Mudahnya menerapkan strategi hard selling membuat berbagai brand menggunakan strategi itu. Jadi, tidak heran pula jika mulai dari brand kecil hingga besar menggunakan teknik pemasaran terbaik yang satu ini.
Bagaimana Cara Melakukan Hard Selling?
Source: Unsplash - Tahapan membuat hard selling content yang menarik.
Setiap brand menerapkan strategi pemasaran yang unik, termasuk dalam hal membuat copywriting hard selling untuk menjual produknya.
Pertanyaannya, bagaimana cara membuat dan menerapkan teknik pemasaran tersebut, ya? Untungnya Anda membaca artikel yang tepat. Pada artikel ini, kami juga akan mengulas cara menerapkan hard selling marketing secara tepat.
1. Pahami audience
Memahami siapa dan seperti apa audience Anda akan sangat membantu untuk mengidentifikasi dan mencari tahu bagaimana pendekatan hard selling yang tepat. Nantinya, riset tentang audiens akan mempermudah pencapaian goals pemasaran Anda.
2. Temukan Gaya Hard Selling yang Sesuai
Untuk bisa menarik perhatian audience, Anda juga harus bisa memposisikan dan melihat kondisi yang ada. Anda dapat memodifikasi gaya bahasa, penggunaan emoji, warna, dan perihal lainnya untuk menyesuiakan dengan persona target audience pasar.
Jika target audience adalah remaja, maka Anda dapat menggunakan komunikasi sehari-hari (gaul) dan mengkombinasikan strategi marketing terkini dengan tren di lapangan.
Agar Anda tidak bingung dalam membuatnya, Anda dapat menyimak langkah-langkah membuat conten marketing dan contohnya di bawah ini.
3. Tentukan Media Promosi yang Tepat
Pemasaran tidak akan berjalan tanpa adanya media promosi, maka brand harus mencari media promosi yang tepat untuk mempromosikan bisnisnya menggunakan teknik hard selling. Anda bisa beriklan atau membuat konten organik di media sosial.
Selain itu, Anda juga bisa menjalankan campaign marketing hard selling menggunakan iklan luar ruang. Salah satu media luar ruang yang bisa Anda gunakan untuk mengimplementasikan teknik ini ialah Transportasi Advertising, seperti motor, mobil, angkot, dan kereta.
Alasannya, iklan outdoor tersebut menjangkau berbagai kalangan sehingga visibilitas iklan tentu akan tinggi dan luas. Anda pun bisa menjangkau kalangan tertentu, StickFriends.
- Uniknya Pesan Iklan FIFA di Konvoi Car Advertising
- Iklan Andalan semakin Berkesan Berkat Train Advertising
- Pasang Iklan di Motorbike Advertising, Lebih Dekat dengan Konsumen
Contoh konten Hard Selling
Pernahkah Anda melihat atau mendengar iklan brand menggunakan kalimat “Beli sekarang, Bayar nanti” atau kalimat “Beli Sekarang, Gratis Ongkir”. Jargon tersebut merupakan kalimat yang merepresentasikan sebuah contoh hard selling.
Pasalnya, copy ads itu ialah kalimat perintah kepada audience untuk membeli produk tanpa pertimbangan apapun. Bahkan, ada urgensi penawaran yang menarik, call to action yang persuasif, yang mampu mendorong sales.
Perbedaan Hard Selling dan Soft Selling
Seperti yang Anda tahu, hard Selling merupakan strategi pemasaran langsung karena menawarkan produk tanpa basa-basi maupun bujuk-rayu. Melalui strategi ini, konsumen akan merasa terdorong untuk segera bertransaksi di suatu perusahaan.
Sementara, soft selling adalah strategi pemasaran tak langsung karena dilakukan dengan cara yang halus dan persuasif. Jika diartikan lebih luas, soft selling merupakan teknik penjualan produk yang bersifat tidak langsung.
Teknik ini mengupayakan pendekatan antaraudience dan brand terlebih dahulu dibandingkan langsung menjual produk. Jadi, alih-alih mempromosikan barang, brand akan membangun hubungan dengan menawarkan manfaat dari produknya.
Pengertian Soft Selling Marketing
Strategi pemasaran soft selling atau soft promotion merupakan strategi pemasaran melalui pendekatan tidak langsung.
Strategi ini memerlukan waktu yang cenderung lama karena memerlukan kreativitas dalam pendekatan dan penggunaan berbagai media. Umumnya, strategi tersebut dimulai dengan membangun hubungan atau PDKT, ajakan untuk membeli, hingga berakhir kepada pembelian produk.
Contoh Soft Selling Promotion
Jika Anda sering melihat sebuah brand yang menampilkan produk tanpa menggunakan kalimat dan hanya sebuah foto produk, maka apa yang dilakukan oleh brand tersebut merupakan salah satu bentuk strategi soft selling promotion.
Melalui strategi itu, audience akan menciptakan persepsinya sendiri sehingga brand harus memahami bagaimana melakukan positioning yang tepat dalam menggunakan strategi tersebut.
Lalu, ada juga beberapa contoh konten soft selling lainnya yang dapat menjadi inspirasi untuk Anda, di antaranya seperti berikut ini.
1. Tenue De Attire: Comedy Skit
Jika Anda pengguna TikTok, maka setidaknya Anda pernah terpapar konten dari kreator TikTok yang sering disapa Mas Bro. Rata-rata konten TikTok yang dibuat oleh Mas Bro merupakan konten soft selling.
Hal itu terlihat jelas saat Tenue De Attire (Mas Bro) mempromosikan pakaian lokal. Ia tidak langsung membuat copy iklan yang mengisyaratkan pembelian, tetapi kontennya dibuat smooth sehingga audiens tidak merasa seperti berhadapan dengan sales.
2. Dove : Toxic Influence
Sebagai salah satu brand kecantikan terbesar di dunia, Dove membuat konten yang sangat cerdas. Brand ini merilis konten yang emosional untuk menyampaikan suatu informasi kebaikan sambil menyisipkan pesan pemasaran.
Konten tersebut dibuat layaknya sebuah film menggunakan soft selling promotion yang mengambil unsur ikatan emosi. Saat menontonnya, Anda pasti tak akan sadar akan larut dalam konten itu.
3. Axe : The New Effect
Selain Dove, Axe juga membuat iklan kreatif yang sangat cerdas. Pada iklan tersebut secara implisit terlihat bahwa parfum Axe bisa memberikan wangi yang menyegarkan dan membuat orang disekitar merasakan kesegaran tersebut. Adapun iklan dari Axe, dapat Anda lihat melalui di sini.
Karakteristik Soft Selling & Hard Selling
Source: Freepik - Perbedaan hard selling dan soft selling terletak pada cara kedua teknik ini memikat hati konsumen.
Agar Anda makin memahami teknik pemasaran hard selling dan soft selling, Anda perlu simak sifat atau karakter keduanya melalui poin-poin di bawah.
Karakter Teknik Hard Selling
- Menjual produk secara langsung
- Fokus kepada konsumen dan penjualan
- Target untuk mencapai penjualan sebentar
Karakteristik Soft Selling
- Target untuk mencapai penjualan panjang karena dimulai dengan membangun hubungan terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk.
- Lebih long lasting relationship karena selama membangun hubungan dengan konsumen, soft selling menerapkan pendekatan yang humanis dan customer based.
Sudah Paham Mengenai Hard Selling?
Itulah tadi pembahasan mengenai hard selling secara lebih lengkap. Dari pembahasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa hard selling adalah teknik pemasaran yang menggunakan pendekatan langsung dan berorientasi pada penjualan, sehingga berbeda dengan soft selling.
Meskipun berbeda, kedua jurus marketing ini mempunyai keunikan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing. Anda pun harus jeli dalam menggunakannya untuk promosi.
Jadi, saat Anda ingin menerapkan teknik hard selling, Anda perlu memeriksa media promosi dan materi iklan terlebih dahulu; apakah tepat dan sesuai.
Jika di tahap pemilihan media Anda berencana mempromosikan bisnis melalui channel pemasaran offline luar ruang, Anda bisa bekerjasama dengan StickEarn. Kami siap membantu Anda dalam beriklan menggunakan layanan OOH & DOOH kami.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai StickEarn, silakan simak deretan produk kami atau klik banner di bawah untuk segera bekerjasama.