Apakah Anda sering mendengar istilah ‘B2B’ dan ‘B2C’? B2B merupakan singkatan dari Business to Business, sedangkan B2C merupakan singkatan dari Business to Consumers. Ada beberapa perbedaan B2B dan B2C dalam pemasaran yang sering membuat sebagian pebisnis keliru.
B2B menawarkan jasa atau produk kepada bisnis lainnya, sedangkan B2C langsung menjual kepada end-customer atau langsung kepada konsumen. Misalnya, dalam mempromosikan bisnis makanan, penjualan bahan-bahan makanan, makanan dalam jumlah besar, atau bahkan reseller dan franchise masuk ke dalam ranah B2B, sedangkan B2C lebih sederhana flow-nya, yaitu penjualan makanan yang sudah jadi kepada konsumen.
Campaign marketing yang brand lakukan dalam bisnis ini juga sangat berbeda. B2B lebih mengandalkan pendekatan kepada perusahaan dan dapat dilakukan secara langsung, sedangkan B2C ke konsumen dan bisa lakukan menggunakan berbagai jenis pemasaran, baik digital maupun konvensional. Nah, agar Anda lebih paham mengenai perbedaan kedua bisnis tersebut dan cara mengembangkannya, simak pembahasan kami di bawah!
Perbedaan B2B dan B2C
Tentu ada banyak perbedaan dalam membuat marketing strategy untuk kedua bisnis ini. Dari sisi objective, model B2C pada tahap awal akan lebih fokus ke awareness dan B2B akan lebih fokus kepada educating. Bisnis B2C juga dapat meningkatkan brand awareness dengan menggunakan jasa influencer, sedangkan B2B, walaupun bisa juga melakukannya.
Namun, lebih fokus dalam hal menunjukkan keahlian atau expertise brand dan membangun loyalty dengan para client.
1. Pendekatan Bahasa dan Audiens
Bahasa B2B cenderung menggunakan istilah teknis dan straightforward untuk klien pahami. Sementara, pada bisnis B2C, bahasa yang digunakan lebih creative, menarik, dan mudah dipahami pelanggan. Pebisnis dalam ranah B2B harus memahami bahwa audience B2B lebih mempercayai efisiensi dan keahlian, sementara B2C akan lebih price-oriented, mencari hiburan, dan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya ringan. Pendekatan rasional dan logis terkadang mempengaruhi proses pembelian B2B, sedangkan untuk B2C adalah keinginan, kebutuhan, dan biaya dari konsumen yang mempengaruhinya.
2. Perbedaan Objective dan Konten
Audience atau klien untuk bisnis B2B cenderung lebih suka mendapatkan edukasi atau informasi seputar keahlian atau produk yang mereka tawarkan secara teknis. Bahkan, lebih kompleks karena biasanya pembelian yang konsumen lakukan berlangsung dalam jumlah dan biaya yang besar. Sedangkan untuk pelanggan B2C lebih sederhana karena objective atau tujuan pembelian hanya berdasarkan pemenuhan keinginan dan kebutuhan dalam lingkup personal atau kuantitas kecil. Oleh karena perbedaan objective tersebut, konten yang disampaikan juga akan berbeda.
Konten panjang, penuh isi dan edukatif adalah ciri dari pembuatan konten B2B, karena membuat brand harus mampu membuktikan keahlian atau expertise hal yang ditawarkan secara terperinci. Untuk pelanggan B2C, konten-konten creative, mudah audiens ingat, atau langsung menampilkan benefits justru lebih tepat guna.
Apakah B2B dan B2C bisa menggunakan media iklan? Tentu bisa, tetapi Anda harus mempertimbangkan konten yang tepat. Iklan untuk B2B dapat Anda buat dengan konten yang lebih singkat, tapi harus mempertimbangkan media periklanan yang tepat atau mengombinasikan dengan pendekatan digital untuk menyambungkan audience ke suatu laman yang berisi banyak informasi penting terkait dengan brand B2B tersebut.
3. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan hingga pembelian antara keduanya juga sangat berbeda. B2B tentu lebih kompleks dengan flow yang sangat panjang, melibatkan banyak pihak karena bersifat kebutuhan korporasi dan ada pemegang kepentingan di dalamnya. Pembelian dalam B2B biasanya untuk jangka panjang sedangkan B2C untuk pemenuhan kebutuhan yang sifatnya singkat atau beli-putus.
B2C Marketing lebih sederhana dan cepat karena proses pengambilan keputusan cenderung dari dalam diri sendiri, atau minim pengaruh orang lain, biasanya melalui rekomendasi atau saran. Dalam B2B bahkan terdapat kontrak pembelian yang memakan waktu bulanan hingga tahunan, sehingga loyalty menjadi hal yang harus kedua belah pihak jaga, yakni antara brand dan klien B2B.
Perbedaan pengambilan keputusan ini membuat pemasar harus menentukan kepada siapa pemasaran yang ia lakukan berlangsung. Selain bahasa iklan dan kontennya berbeda, marketing channel pun berbeda antara kedua jenis bisnis.
Kembangkan Bisnis Anda Sekarang!
Namun, pasang iklan di media iklan luar ruang atau Out-of-Home Advertising dapat menjadi pilihan tepat untuk bisnis B2C, sedangkan mengintegrasikan iklan menjadi native advertising dapat Anda lakukan untuk B2B. Terlepas dari itu, yang harus Anda garisbawahi ialah tidak ada ilmu pasti, semua dapat hal dapat brand lakukan sesuai kebutuhan pemasarannya masing-masing.
Jika Anda ingin berkonsultasi terkait strategi pemasaran untuk bisnis yang sedang Anda kembangkan, Anda dapat menghubungi StickEarn. Kami siap membantu Anda membuat kampanye iklan luar ruang yang berdampak dan komprehensif. Klik banner di bawah untuk bekerjasama.