Periklanan merupakan salah satu industri yang selalu berkembang. Setiap tahunnya, selalu ada inovasi yang diciptakan para penyedia jasa iklan, baik konvensional maupun digital. Iklan luar ruang, atau out of home advertising, kian tahun juga mengalami transformasi platform dengan adanya pendekatan teknologi digital, yang sekarang ini lebih familiar dengan Digital out of Home atau (DOOH). Dilansir dari Marketing Toolbox, tren advertising technology di 2020 di antaranya adalah Digital Out of Home dan Omnichannel Marketing.

Berbeda dengan digital advertising seperti native ads atau social media ads, DOOH mengombinasikan iklan luar ruang dengan pendekatan teknologi digital dan mobile location data, sehingga memiliki potensi untuk menargetkan dan menyesuaikan iklan dengan profiling audiences yang tepat segmentasinya, hingga diperkirakan ke depannya brand mampu memperkirakan data audiens untuk menargetkan audiens yang relevan dengan iklan di mana mereka kemungkinan besar berada, pada titik waktu tertentu. DOOH advertising dapat memungkinkan perencanaan audiens yang ditargetkan, meningkatkan efisiensi dalam pembelian iklan yang lebih tepat, keamanan brand, serta pengukuran hasil campaign. Semakin terukur antara data pihak pertama dan pihak ketiga dari perusahaan untuk pembeli media, maka iklan DOOH dapat dilihat sebagai salah satu media yang terpercaya bagi brand untuk beriklan dan menghasilkan ROI yang efektif dan efisien.

DOOH advertising lebih dapat diukur impresinya untuk menilai seberapa efektif sebuah campaign dijalankan. Konten yang ditampilkan juga dapat lebih interaktif, menggunakan format video, serta dapat mengintegrasikan aktivitas offline to online untuk meningkatkan engagement dari audiences sekitar menggunakan bantuan smartphone, QR code, atau dedicated landing page yang terhubung antara informasi di platform DOOH yang dapat diakses di smartphone para pengguna. Beberapa platform DOOH advertising yang populer saat ini adalah videotron, Mobile LED dan Digital Billboard. Vehicle advertising saat ini juga sudah terintegrasi dengan teknologi digital dan mobile location data yang mampu menangkap data reach atau jangkauan campaign, impression campaign, dan behavior audiences per lokasi campaign.

Menurut MarketingCraft, Omnichannel menjadi salah satu frasa pencarian terbanyak di tahun 2019. Di tahun 2020, kemudian Omnichannel marketing menjadi salah satu tren marketing yang mulai banyak digunakan brand atau marketer sebagai strategi periklanan di tahun ini. Berdasarkan data dari Clickz.com yang dikutip oleh MarketingCraft, angka engagement rate untuk omnichannel mencapai 18.96%, jauh lebih tinggi dibandingkan marketing dalam single-channel yang hanya memperoleh engagement rate sekitar 5.4%.

Omnichannel marketing adalah proses memasarkan suatu brand dengan mengintegrasikan bermacam platform seperti media sosial, email, blog dan platform lainnya. Keunggulan dari strategi omnichannel marketing adalah, brand bisa lebih mudah terhubung dengan potential customer mereka karena menyasar ke setiap channel yang digunakan audiences mereka.

Sebagai advertising technology company, StickEarn menyediakan layanan omnichannel marketing seperti integrasi vehicle advertising dengan Grab in-apps, native advertising dari Grab Indonesia, atau activation campaign yang menggunakan pendekatan offline to online, dan tersedia di multiplatform untuk beriklan dimana saja dan efektif serta terukur.