Mengeluh /me·nge·luh/ v menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya).
Dalam sebuah fase di perjalanan karir, kita mungkin pernah bertemu dengan atasan yang menyebalkan. Semua pekerjaan kita kelihatannya tidak berbeda dengan sampah dan setiap menyampaikan pendapat berakhir menjadi argumen tak berbatas.
Walaupun jargon “kita tidak memilih pekerjaan, kita memilih atasan” jadi populer belakangan ini, namun seringkali hidup tidak memberikan kita banyak pilihan, betul? Padahal situasi ini kadangkala merupakan berkah yang tersembunyi, ketimbang sebuah nasib sial. Saya belajar ini lewat cara yang sulit, sih.
Walaupun mengeluh kelihatannya adalah respon alami kita terhadap ketidak-setujuan atau kekecewaan, namun sebenarnya ada banyak cara untuk menyikapi hal tersebut dengan cara yang lebih elegan dan profesional. Apa yang bisa kita lakukan?
Berhenti mengeluh. Yah, tentu saja—cara terbaik untuk mengakhiri ini untuk selamanya dimulai dari dalam diri kita sendiri. Beneran deh, mengeluh tidak akan membawa kita kemana-mana dan tidak menyelesaikan apapun (kecuali kalau kita memiliki Time Stone).
Daripada mengeluh, kita bisa menggunakan energi tersebut untuk menarik nafas yang dalam dan menenangkan diri. Karena dalam cuaca tenang kita dapat melihat ufuk dengan jelas. Paham kan maksudnya? Artinya, dengan pikiran yang dikuasai amarah kita cenderung mengambil keputusan yang sembrono.
Diskusikan dengan pihak-pihak yang tepat. Alasan kenapa organisasi dibuat sedemikian rupa karena diluar sana selalu ada orang-orang yang bertanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu, termasuk mendengarkan keluhan kita. Jadi kalau ada masalah dengan atasan, mungkin sebaiknya kita temui atasannya atasan atau tim HR. Perlu diingat, sebaiknya kita memberikan opini yang objektif dan data-data untuk mendukung pendapat kita.
Jangan banyak alasan dan menyalahkan orang lain. Dulu waktu saya masih sering main DoTA, cari-cari alasan, ngeles, dan menyalahkan tim sendiri (atau pilihan hero musuh, dimana itu konyol banget) adalah cara yang sering dan umum untuk pembenaran diri kalau kalah. Jika kita ingin jadi player yang lebih baik, langkah pertamanya adalah menemukan kesalahan, mengakuinya lalu memperbaikinya. Jadilah orang yang berorientasi kepada solusi, bukan masalah.
Jangan bergosip atau membicarakan di belakang. Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people. Titik.
Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people.
Saya paham sih, kalau melakukan ini semua ngga semudah cocormu. Tapi bayangkan deh kalau semua orang di kantor bisa melakukan ini ketimbang mengeluh, kita bisa punya budaya perusahaan yang kece abis. Pertanyaannya: bisa ngga ya?!