Kalau kamu sehari-harinya berhadapan dengan pekerjaan di bidang digital, mungkin kamu familiar dengan istilah-isitilah yang biasa digunakan, khususnya untuk menunjukkan seputar pengukuran. Meskipun udah jadi jargon yang biasa didengar sehari-hari, nggak sedikit juga yang mungkin belum sepenuhnya familiar dengan istilah-istilah yang biasa dipakai di industri periklanan digital. Periklanan digital memang biasanya mencakup iklan yang muncul di situs web, media sosial, dan aplikasi smartphone; tapi dengan adanya inovasi-inovasi terbaru dalam dunia periklanan, iklan luar ruang juga kini menggunakan penghitungan dengan teknologi digital. Coba cek jargon ini satu-satu yuk!

Impression

Impression adalah seberapa banyak ‘konten’ kamu dilihat. Kalau beberapa puluh tahun lalu, harkat tertinggi sebuah brand itu dinilai kalau iklannya bisa tayang di media massa seperti TV atau radio. Pada jaman itu juga, impresi sulit -- atau mahal untuk dilakukan karena harus melakukan riset media untuk melihat seberapa banyak orang melihat atau mendengar tayangan tersebut serta berdasarkan berapa kali iklan diputar. Tidak ada jaminan angka yang tepat untuk itu. Memasuki era digital, impresi adalah berapa banyak iklan ditampilkan di layar gadget seorang user.

Reach

Reach atau Jangkauan adalah penentuan yang jauh lebih tepat dipertimbangkan dalam melakukan pembelian media iklan. Dalam digital, reach ‘ngasih tau’ berapa banyak orang yang berbeda mengunjungi situs web dan melihat iklan kamu. Biasanya, pengguna yang melihat iklan dihitung sebagai unique visitor per month atau pengunjung unik per bulan; di mana mereka yang mengunjungi tayangan iklan, walaupun melihat beberapa kali dalam sebulan, tetap dihitung sekali atau sebagai satu visitor, sehingga lebih akurat untuk menentukan berapa banyak orang yang terpapar iklan ini. Jangkauan untuk iklan luar ruangan, seperti StickEarn misalnya, didasari dari berapa jauh iklan dibawa oleh driver Grab--mitra resmi StickEarn. Setiap pengemudi Grab yang menjadi mitra StickEarn rata-rata membawa iklan klien lebih dari 3,000 KM dan beroperasi di hampir 30 kota di Indonesia. Jangkauan ini menentukan berapa jauh dan banyaknya iklan kamu menjangkau audiens di area atau kota yang kamu inginkan.

Contextual Targeting

Ngaku deh, kalau lagi gabut di kantor pasti kamu curi-curi waktu buat online shopping atau browsing-browsing? Nah, penjelajahan kamu di internet ini biasanya dibidik sama pengiklan atau pemasar untuk menjadikan kamu target konsumennya. Dengan memanfaatkan informasi pengguna, kebiasaan browsing, dan pola belanja, iklan kemudian disajikan kepada orang-orang dengan cara yang ditargetkan. Contohnya kalau kamu lagi mau liburan, kamu mulai cari-cari tiket penerbangan. Meskipun belum dibeli, kemudian kamu jadi sering mendapatkan iklan untuk tiket, hotel, bahkan pakaian pantai selama beberapa minggu ke depan. Hal inilah yang dinamakan Contextual Targeting atau Penargetan Kontekstual. Penargetan Kontekstual biasanya dilakukan berdasarkan perilaku belanja dan geografis, dimana penargetan ini biasanya lebih akurat dan langsung terjadi tidak lama setelah informasi pengguna terekam. Dalam iklan luar ruangan, contextual targeting bisa dilakukan dengan menentukan lokasi jalanan yang ingin disasar dan menentukan dari perilaku serta demografis konsumen di wilayah tersebut.

Keywords

Pernah denger peribahasa ‘pena lebih tajam dari pedang’ nggak? Ya emang sih, lawas banget. Tapi peribahasa ini menunjukkan bahwa kata-kata bisa lebih kuat dari senjata sekalipun. Kata-kata dalam periklanan sangatlah penting, baik iklan online ataupun offline. Dalam periklanan, kata-kata penting dalam pemasaran disebut dengan keywords. Pengiklan memilih kata atau frasa tertentu, dan iklan diharapkan muncul saat seseorang yang mencari kata kunci tersebut. Kata kunci tidak harus langsung menyebutkan nama produk, bisa ke perilaku atau kategori sekitarnya. Misalnya, jika Anda mencoba menjual mawar, Anda dapat memilih "Hadiah Hari Ibu” dan bahkan "coklat valentine" sebagai kata kunci yang berkaitan dengan produk yang akan kita tawarkan. Untuk bikin iklan OOH, menentukan kata kunci yang eye catching dan mencuri perhatian juga jadi faktor yang perlu diperhatikan, lho.

CPC / CPM / CPL / CPA

Keempat istilah ini biasanya ditemui ketika menawarkan atau akan membeli media secara online. CP merupakan singkatan ‘cost per’ atau biaya per, dan huruf ketiga menunjukkan dasar bagaimana kamu membayar untuk iklan.

CPC (Cost Per Click): Istilah ini berarti biaya per klik. Artinya kamu akan mengeluarkan biaya setiap kali seseorang mengklik iklan kamu.

CPM (Cost Per Mille): Ini adalah biaya untuk menayangkan iklan dan jumlah yang akan kamu bayarkan untuk menayangkan per 1.000 tayangan iklan kepada audiens. M adalah singkatan mille, atau ribuan.

CPL (Cost Per Leads): Istilah ini merupakan singkatan dari biaya per lead, artinya adalah berapa banyak yang kamu bayar untuk setiap klik yang berubah menjadi lead (target konsumen potensial) yang berkualitas.

CPA (Cost Per Acquisition): Yang paling mahal dari semua CP adalah CPA atau biaya per akuisisi. CPA ditentukan dengan membagi jumlah pelanggan baru yang kamu dapatkan ke dalam biaya iklan digital.

Karena sekarang iklan OOH udah nggak ‘jadul’, media iklan luar ruang di badan kendaraan seperti StickEarn bisa dipilih untuk menampilkan iklan secara luas, bergerak, menarik perhatian untuk brand awareness, sekaligus dapat diukur dengan pendekatan digital dari impresi, jangkauan, hingga targeting nya. Bersama StickEarn, brand kamu bakal dapet keuntungan yang semakin plus plus!

Sumber:
https://www.thebalancecareers.com/essential-digital-advertising-terminology-4134414#cpccpmcplcpa