Lebih dari setengah tahun lamanya, Indonesia mengalami pandemi Covid-19. Dalam kacamata bisnis dan industri, tentu ada banyak perubahan yang sebelumnya mungkin tidak pernah terbayangkan. Perusahaan multinasional hingga perusahaan rintisan skala kecil satu per satu mulai goyang, bahkan mulai bertumbangan. Bagi yang masih bertahan, inovasi dan strategi marketing di tengah pandemi adalah keharusan untuk mempertahankan laju bisnis.
Salah satu strategi bisnis untuk bertahan di tengah pandemi adalah secara cepat dan tanggap melakukan inovasi sesuai kebutuhan perusahaan. Inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memunculkan produk baru, meningkatkan layanan produk dengan fitur yang lebih canggih, go digital, jika sebelumnya konvensional, atau bahkan banting setir ke ranah bisnis yang mungkin awalnya dianggap kontradiktif, namun dapat dilakukan untuk mengatasi gejolak finansial yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam masa pandemi, khususnya saat PSBB berlangsung beberapa industri bahkan harus pivoting bisnis secara hati-hati agar pemasukan tidak macet di kemudian hari. Beberapa ide marketing saat corona untuk beberapa industri ini dapat menjadi inspirasi bagi Anda.
Inovasi di Sektor Bisnis Pariwisata
Beberapa tahun terakhir sebelum pandemi melanda di Indonesia, sektor pariwisata merupakan salah satu industri yang sedang meroket pesat. Beragamonline travel agent mulai dari skala rintisan hingga ‘unicorn’ meraup untung besar dengan tingginya tingkat wisata domestik dan mancanegara. Hotel-hotel pun ramai ditempati dan ‘staycation’ menjadi tren tersendiri, apalagi taman rekreasi jarang sekali sepi apalagi di saat libur nasional berlangsung. Ketika pandemi virus Covid-19 melanda dunia dan lockdown (atau PSBB, di Indonesia) dijalankan, industri ini menjadi salah satu yang paling terpukul. Mengutip dari Bloomberg Opinion dalam artikel ‘Not Even Disney Can Live on Dreams Forever’, Sejumlah taman rekreasi dari Walt Disney Co. seperti Disneyland dan sebagian lainnya di bawah naungan perusahaan ini harus merelakan 28.000 karyawan mereka di Amerika Serikat karena resesi yang diakibatkan pandemi. Inovasi yang dilakukan oleh Disney saat ini adalah meluncurkan dan menjalankan aplikasi movie-on-demand mereka yaitu Disney+ secara agresif untuk dapat bertahan dalam masa ini.
Jika melihat contoh di dalam negeri, puluhan hotel saat ini menyulap kamar-kamarnya menjadi tempat isolasi mandiri bagi para pasien covid dengan gejala ringan hingga sedang. Omset perhotelan tentu menurut drastis, inovasi yang bisa dilakukan untuk tetap membuat bisnis tetap berjalan adalah dengan mengubah area hotel menjadi tempat bagi para tenaga medis, atau bagi para pasien corona, atau memfokuskan penjualan di bagian lainnya seperti restoran.
Pun dengan online travel agent yang mulai menjual produk di luar travel seperti pembayaran listrik, asuransi, atau menggunakan strategi ‘beli sekarang, berangkat belakangan’. Agency tour and travel yang tidak bisa memberangkatkan wisatawan pun beralih membuka layanan virtual tour untuk tetap dapat membuat bisnis berjalan.
Inovasi dalam Sektor Makanan hingga Hiburan
Seperti hal nya hotel dan tempat rekreasi, restoran dan cafe juga harus beradaptasi di tengah masa sulit ini. Salah satu inovasi yang saat ini dilakukan hampir semua pelaku usaha makanan dan minuman adalah dengan menyiapkan makanan dalam kemasan beku atau frozen, dan menyiapkan minuman dengan ukuran literan agar tidak ada bahan yang terbuang dan penjualan bisa lebih terdongkrak. [delivery]
Dari sisi hiburan, panggung pertunjukan dan perfilman juga sangat terdampak. Inovasi yang dilakukan untuk industri musik adalah dengan menggelar konser virtual. Untuk perfilman karena bioskop dan produksi film layar lebar juga saat ini belum bisa berjalan seperti masa sebelum pandemi, maka inovasi yang dilakukan bioskop saat ini adalah dengan menjual makanan dan minuman, beralih ke drive-in cinema, atau bagi industri perfilman mengalihkan semua penayangan film baru ke dalam aplikasi movie-on-demand dan melakukan pemasaran digital untuk promosi film.
Inovasi dalam Pemasaran dan Periklanan
Bagaimana dengan industri pemasaran dan periklanan? Saat ini, pemasar berbondong-bondong melakukan pemasaran digital atau digital marketing. Lalu bagaimana dengan media iklan luar ruangan, apalagi dalam fase PSBB seperti ini? Strategi pemasaran online memang menjadi salah satu alternatif yang dilakukan oleh banyak pemain dalam industri ini. Namun, apakah sepenuhnya harus ‘go digital’?
Mengutip webinar dari Nielsen bertajuk ‘Game Changers, Riding The Pandemic for Growth’ yang dilaksanakan pada Rabu, 30 September 2020 lalu, transformasi ke digital memang banyak dilakukan oleh perusahaan periklanan, namun, media tradisional dan iklan luar ruangan (out-of-home advertising) masih menjadi media kunci yang dapat menjangkau pelanggan dengan masif. Tidak serta merta melakukan digitalisasi, tapi dengan menggabungkan iklan luar ruangan dan digital menjadi DOOH atau Digital Out of Home Advertising, maka penyampaian iklan akan semakin efektif.
StickEarn Menggabungkan Iklan Luar Ruang dan Digital
Dalam pandemi Covid-19, StickEarn melakukan inovasi dalam dunia periklanan untuk memberikan yang terbaik bagi para marketers. Tidak hanya beriklan di beragam kendaraan atau transport advertising, StickEarn juga menawarkan layanan DOOH seperti di mobile billboard yaitu MobileLED dan Digital Billboard yaitu Digitron. Selain itu, StickEarn juga bekerjasama dengan aplikasi-aplikasi populer seperti TikTok, Alodokter, iFlix, ShareIT dan Grab in apps untuk dapat menayangkan iklan di aplikasi digital sesuai kebutuhan brand.
Dalam masa seperti ini, inovasi dan pivoting bisnis perlu dilakukan secara reguler untuk membuat brand Anda bertahan dan menang di masa sulit ini. Good luck!