Teknologi pemasaran digital beserta ekosistemnya telah mendominasi pertumbuhan anggaran pemasaran selama lebih dari satu dekade. Penyebabnya, karena konsumen telah mengalihkan perhatian mereka dari media statis ke media digital. Periklanan tradisional pun mulai kehilangan sebagian daya tariknya. Marketers mengalihkan investasi periklanan, dari televisi, radio, surat kabar, acara, dan iklan luar ruang lainnya ke saluran digital, seperti TikTok, Google, Instagram, dan Facebook.

Marketers memprediksi bahwa pengeluaran iklan tradisional brand akan menurun. Menurut data survei CMO Edisi ke-28, rata-rata, marketers melakukan penurunan anggaran tahunan dalam pengeluaran iklan tradisional sebesar -1,4% antara Februari 2012 dan 2022, dibanding dengan peningkatan tahunan sebesar 7,8% untuk keseluruhan anggaran pemasaran selama periode yang sama.

Bukti terbaru menunjukkan bahwa pergeseran media sedang berlangsung. Berbeda dengan tren terdahulu, pada Agustus 2021 dan Februari 2022, marketers memperkirakan bahwa belanja iklan tradisional akan meningkat, masing-masing sebesar 1,4% dan 2,9%.

Terlebih untuk perusahaan yang langsung melayani konsumen atau B2C, memprediksi peningkatan terbesar dalam belanja iklan tradisional (+10,2%). Lebih lanjut, dan ironisnya, perusahaan yang memperoleh 100% dari penjualan mereka melalui internet memimpin perubahan ini, bahkan memprediksi peningkatan 11,7% dalam pengeluaran iklan tradisional selama 12 bulan ke depan.

Jadi, mengapa periklanan tradisional semakin naik daun? Apakah tren tersebut akan terus berlanjut?

Baca Juga: Iklan Billboard atau MobileLED, Mana yang Efektif bagi Bisnis?

1. Menghindar dari Gempuran Digital

Konsumen kerap menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berselancar di media online. Nampaknya, mereka semakin menjadi mati rasa terhadap iklan dan keterlibatan digital. Audiens mengatakan bahwa mereka frustasi dengan maraknya iklan digital yang mengganggu mereka saat membaca artikel, menonton video, atau saat sedang menjelajahi situs web. Misalnya saja, survei Hubspot menemukan fakta bahwa 57% audiens tidak menyukai iklan yang diputar sebelum video Youtube dan bahkan 43% audiens tidak menontonnya. Akibatnya, pemasar mulai memikirkan cara untuk terhindar dari gempuran tersebut.

Sebaliknya, iklan tradisional atau OOH mengalami peningkatan impresi. MarketingSherpa melaporkan bahwa lebih dari separuh konsumen sering atau selalu menonton iklan televisi tradisional dan membaca iklan di media cetak. Dengan demikian, saluran media tradisional mulai dipimpin lagi oleh televisi, radio, dan media cetak, mengungguli saluran digital dalam hal jangkauan, perhatian, dan keterlibatan aktif. Perbedaan kinerja ini semakin terlihat karena biaya beriklan digital telah meningkat terutama saat memperhitungkan jumlah viewers, klik, dan konversi. Sementara biaya beriklan di media tradisional atau OOH telah mengalami penurunan, sangat efektif dan efisien secara ekonomi untuk menyeimbangkan kembali pengeluaran dari gempuran digital.

Baca Juga: Keuntungan Beriklan di DOOH Advertising yang Wajib Diketahui

2. Memanfaatkan Kepercayaan Konsumen terhadap Iklan Tradisional

Survei MarketingSherpa yang sama menemukan fakta bahwa lima besar format periklanan paling terpercaya semuanya berasal dari media tradisional, dengan pelanggan yang paling mempercayai iklan media cetak (82%), iklan televisi (80%), iklan radio (71%) untuk membuat keputusan pembelian.

Demikian pula, ditemukan bahwa konsumen Inggris dan Amerika lebih mempercayai iklan tradisional, seperti televisi, radio, dan media cetak daripada iklan di media sosial. Akibatnya, marketers dapat menggunakan iklan tradisional untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan brand kepada konsumen.

3. Mempersiapkan Adanya Penolakan terhadap Cookie Pihak Ketiga

Selama bertahun-tahun, marketers mengandalkan cookie pihak ketiga untuk melacak pengunjung situs web. Menggunakan data terperinci tentang preferensi pencarian mereka demi meningkatkan pengalaman pengguna dan menargetkan konsumen dengan pengalaman iklan yang dipersonalisasi. Namun, dengan kondisi Google akan menghapus cookie pihak ketiga di browser Chrome pada akhir 2023 dan Apple menerapkan perubahan pada sistem operasi iOS14-nya, maka masa kejayaan cookie pihak ketiga sudah semakin berakhir. Survei CMO menemukan bahwa 19,8% perusahaan berinvestasi lebih banyak dalam periklanan tradisional.

Karena perubahan sistem periklanan yang tak terhindarkan ini, marketers dipaksa untuk mengandalkan metode segmentasi yang mendekati model periklanan tradisional. Tanpa penargetan berbasis data lanjutan, marketers perlu fokus kembali demi memperluas jangkauan pemasaran brand.

4. Mencoba Beralih ke Media Podcast

Podcast merupakan bentuk media digital. Namun, tidak seperti banner ads atau iklan media sosial lainnya yang sering muncul saat audiens berselancar di ranah digital sehari-hari. Podcast menggunakan pendekatan sesuai permintaan yang lebih mirip dengan radio tradisional. Inilah yang menjadi alasan keberhasilan iklan di podcast.

Selain menjangkau lebih dari 100 juta pendengar bulanan, iklan podcast efektif karena pendengar mempercayai pemandu acara di podcast dan benar-benar merasa telah terpengaruh dengan apa yang dibicarakan di podcast. Dengan membawa kecocokan target audiens dengan konten, podcasting telah terbukti menjadi medium yang efektif untuk menampilkan brand perusahaan.

Baca Juga: Apa Itu Marketing Mix? Pengertian dan Contoh Implementasi Pascapandemi

5. Memanfaatkan Keuntungan Digital dari Media Tradisional

Teknologi digital dapat memperkuat media periklanan tradisional dengan cara yang efektif. Sebagai contoh, siapa yang pernah berpikir bahwa surat akan dapat dihidupkan kembali? Itulah yang terjadi ketika pengirim surat dikombinasikan dengan kode QR yang dapat dipindai oleh konsumen.

Selain itu, seperti yang diutarakan oleh Madison Taylor, URL atau kode QR unik memungkinkan marketers untuk mengumpulkan data yang sangat rinci, memungkinkan mereka mengembangkan analitik pemasaran yang kuat terhadap ROI.

6. Membantu Menyempurnakan Kesesuaian Brand dan Pasar

Iklan tradisional dianggap sepenuhnya cocok untuk beberapa brand, pasar, serta pesan yang hendak disampaikan. Sebagai contoh, siaran TV terus menawarkan platform ideal untuk iklan berisikan pesan emosional.

Terlebih, solusi terbaru TV, yakni Finecast, kini memungkinkan pengiklan untuk menargetkan segmen penonton secara presisi di seluruh TV yang disiarkan langsung sehingga mengikis keuntungan penargetan saluran atau media online.

7. Meninjau Kembali Efektivitas Digital

Survei CMO menunjukkan bahwa 54,8% pemasar melacak kinerja pemasaran digital secara real-time, dengan tambahan 35,2% melakukannya setiap tiga bulan atau setiap minggu. Pada saat yang sama, pemasar juga menjadi skeptis terhadap pengembalian yang berlebihan dari media digital karena platform dapat mengontrol inventaris iklan dan mengukur keefektifannya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran kredibilitas terkait penipuan iklan dan kekhawatiran bahwa iklan digital mungkin jauh kurang efektif daripada yang dihasilkan dalam report.

Pakar telah lama meramalkan kematian media tradisional, namun ternyata justru sebaliknya. Ketika media tradisional dan digital dapat digunakan beriringan, keduanya mampu menjangkau lebih banyak audiens sehingga dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian.

Pilih Media Beriklan yang Tepat

Memilih media beriklan yang tepat sangat penting dalam memasarkan produk. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media beriklan yang tepat, antara lain: pilih media yang mampu menjangkau audiens seluas-luasnya (pertimbangkan lokasi, usia, pendapatan, minat, serta kebiasaan konsumen), pilih media dengan harga yang masuk dengan anggaran pemasaran brand, dan yang paling penting adalah pilih media yang mampu mengukur efektivitas campaign.

Dengan melihat adanya kebutuhan brand seperti yang disebutkan di atas, maka StickEarn hadir menjadi alternatif menarik di media periklanan Indonesia karena mampu memberikan manfaat yang signifikan dalam hal target audiens, biaya, dan efektivitas branding.

Selain itu, StickEarn menyediakan 11 produk sebagai media beriklan yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan brand. Mulai dari Motorbike Advertising, Car Advertising, Angkot Advertising, Bus Advertising, MobileLED, Billboard, Train Advertising, Airplane Advertising, hingga Vending Machine Advertising dan Offline-to-Online Advertising.

Pastikan brand Anda sudah menggunakan platform beriklan yang tepat sehingga dapat bersaing di pasar. Hubungi tim StickEarn dengan klik banner di bawah ini!

CTA Banner Blog - 01.png