Di era perkembangan teknologi seperti saat ini cara memasarkan produk di perusahaan mengalami perubahan. Para pemasar semakin aktif menggunakan AI dalam mempromosikan produk karena lebih memudahkan pekerjaan mereka. 

AI pada konteks marketing mampu membantu banyak orang dalam menyelesaikan pekerjaan. Marketers bisa menggunakan AI untuk membuat konten yang menarik dan bisa berdiskusi dengan mesin ketika ingin membuat copywriting AI yang menarik. 

Tak hanya itu saja, dalam hal otomasi tugas-tugas rutin, AI dapat memangkas waktu kerja jadi lebih singkat. Dengan kata lain, AI atau kecerdasan buat dapat membantu marketers dalam membuat pekerjaan jadi semakin efisien.

Baca juga: 11 Tren Digital Marketing di Indonesia & Dunia Ini Wajib Dikuasai

Mengenal AI dalam Pemasaran

penggunaan AI di masyarakat

Source: Shutterstock – Fenomena penggunaan AI dalam membantu kegiatan pemasaran

Meskipun begitu, secara spesifik apa yang dimaksud dengan AI dalam pemasaran? AI dalam kegiatan marketing bisa diartikan sebagai “pembantu” atau mungkin “pekerja tambahan” yang menjadi rekan pemasar dalam menjalani tugas-tugas. 

Tidak sebatas pada diskusi membuat konten saja. AI bisa membantu Anda dalam menyederhanakan data, tetapi AI pun dapat memvisualisasi suatu konsep dan gambar jadi lebih mudah.

AI juga bisa mendukung pekerjaan analisis data, segmentasi konsumen, dan riset pasar. Jadi, Anda tidak perlu membaca banyak data untuk sekadar mendapatkan garis besar atau rangkuman dari suatu topik riset yang Anda inginkan. 

Manfaat dan Kegunaan AI dalam Marketing

Salah satu manfaat utama AI untuk pemasaran adalah peningkatan efisiensi operasional. Karena AI dapat mengotomatisasi banyak fungsi, misalnya, analisis data, segmentasi pelanggan, dan penjadwalan kampanye, tim marketing bisa menghemat waktu dan biaya. 

Selain itu, AI bisa membantu brand mencapai personalisasi yang lebih dalam. Dengan analisis data real-time, AI memungkinkan Anda dalam memahami perilaku pelanggan dan preferensi secara granular.

Dari sana, AI akan menyajikan rekomendasi produk, konten email marketing, atau iklan yang benar-benar disesuaikan. Hal ini tidak hanya meningkatkan engagement, tetapi juga menaikkan conversion rate.

Berikutnya, AI dapat melakukan prediksi tren dan pengoptimalan anggaran. Karena AI mampu menganalisis data historis dan tren secara cepat, marketer dapat memperkirakan tren marketing terbaru dan mengalokasikan anggaran secara lebih efisien. 

Namun, perlu Anda ingat, tidak bisa Anda abaikan bahwa ada tantangan dalam penggunaan AI. Tantangan yang paling berbahaya dan banyak orang takuti ialah masalah privasi data, bias algoritma, dan kebutuhan akan data berkualitas tinggi. 

Contoh Penggunaan AI

Salah satu contoh nyata penggunaan AI ialah pemanfaatan chatbot AI untuk layanan pelanggan. Banyak brand mengadopsi chatbot berbasis AI yang bisa menjawab pertanyaan dasar secara otomatis, memberikan rekomendasi produk, dan mengumpulkan data penting dari pengguna untuk kampanye selanjutnya.

Lalu, AI banyak pengguna gunakan untuk pembuatan konten pemasaran. Perusahaan bisa menggunakan AI, seperti GPT dalam menulis copy iklan, blog, email, atau skrip video. Ini sangat membantu mengurangi beban kerja tim kreatif dan mempercepat produksi kampanye. 

Tidak jarang hasil kerja AI seperti gambar atau foto digunakan marketers sebagai materi kampanye. Mereka akan memasangnya di sosial media, bahkan untuk tampil di reklame iklan yang tampil di jalan.

Contoh penggunaan AI dalam pemasaran ialah di ranah iklan digital. AI juga dipakai untuk segmentasi audiens otomatis dan pengoptimalan bidding iklan (programmatic advertising). Dengan AI, sistem bisa menentukan kapan dan di mana iklan harus tayang agar relevan dengan pengguna dan efisien dalam biaya. 

Implementasi AI dalam Iklan OOH

Source: Willy Kurniawan (Reuter) – Contoh penggunaan AI dalam poster iklan saat kampanye Pemilu 2025.

Penggunaan AI dalam pemasaran tidak hanya terbatas pada digital, tetapi juga untuk membuat konten iklan OOH. Misalnya, saat ini marketers membuat poster iklan spanduk atau brosurnya dengan menggunakan generative AI, sehingga produksi menjadi lebih cepat dan fleksibel dari segi visual dan konsep.

Contohnya beberapa brand yang mendesain poster mereka untuk tampil di luar ruang menggunakan AI. Gambar yang AI hasilkan mudah orang identifikasi karena lebih clear dan clean.

Brand-merk lain di dunia marketing global juga mulai menggunakan AI untuk menciptakan konten OOH. Contohnya perusahaan kreatif atau agensi periklanan yang memanfaatkan teknologi generatif untuk visual billboard LED dengan animasi AI.

Strategi Mengoptimalkan AI

Meski banyak brand gunakan, AI perlu Anda manfaatkan secara tepat. Salah dalam memberikan brief alias prompt, maka hasil kerja AI bisa jauh dari ekspektasi. Maka dari itu, pahami dulu strategi menggunakan AI untuk keperluan pemasaran.

1. Tentukan Tujuan

Saat Anda ingin menggunakan AI untuk memudahkan pekerjaan, Anda perlu menentukan tujuan. Pilih tujuan Anda terlebih dahulu; apakah ingin menggunakan AI untuk membuat konten S3 Marketing atau sekadar mencari ide. 

Soalnya, AI seperti ChatGPT, Gemini, Perplexity mempunyai keunggulan masing-masing. Umumnya, ChatGPT lebih sering orang gunakan untuk berdiskusi. Sementara, Perplexity biasa pengguna manfaatkan untuk riset.

2. Buat Prompt yang Jelas

Penggunaan prompt saat meminta bantuan AI sangat berpengaruh pada hasil kerja mesin kecerdasan buatan tersebut. Semakin sederhana perintah yang Anda berikan, makin biasa aja hasilnya atau bahkan di luar harapan Anda.

Sampaikan “brief” secara detail, jelas, dan rapi. Anda bisa menggunakan bahasa Indonesia, menggabungkan Inggris dan Bahasa, atau sepenuhnya inggris untuk menyampaikan tugas kepada AI. 

Jika pekerjaan sudah Anda lakukan, Anda bisa memberikan masukkan dengan memilih bagian mana yang kurang tepat dan harus diperbaiki. Manfaatkan fitur “Ask AI” (seperti di ChatGPT) untuk mengajukan perbaikan pada spesifikasi bagian yang Anda mau.

Baca juga: Cara Membuat Iklan Digital yang Menarik & Efektif untuk Promosi Produk

3. Terapkan otomatisasi cerdas

Gunakan AI untuk mengotomatisasi tugas yang memakan waktu, seperti menjadwalkan media sosial, mengirim email, atau menampilkan iklan digital melalui sistem programmatic. Dengan otomatisasi ini, tim marketing bisa fokus ke kreativitas dan strategi besar, sementara AI menangani eksekusi berulang dengan efisien.

Tantangan dan Etika Penggunaan AI dalam Pemasaran

Source: Freepik- Apakah ada dampak dari penggunaan AI bagi bisnis?

Meski banyak manfaat, penggunaan AI dalam pemasaran juga tidak tanpa risiko. Salah satu isu penting adalah privasi data. AI harus Anda operasikan dengan memperhatikan regulasi perlindungan data dan transparansi agar tidak melanggar kepercayaan pelanggan.

Selain itu, bias algoritma bisa menjadi masalah serius. Jika data pelatihan AI memiliki bias (misalnya tidak merepresentasikan semua segmen masyarakat), hasil rekomendasi atau segmentasi bisa diskriminatif atau tidak adil. Brand harus hati-hati memilih model AI dan terus melakukan evaluasi terhadap performa dan fairness-nya.

Gunakan AI untuk Kampanye Pemasaran

Meski semakin berkembang, AI dalam pemasaran bukan sekadar tren. Fenomena teknologi ini memungkinkan brand bekerja lebih cepat, cerdas, dan lebih personal. Dari analisis data yang mendalam, personalisasi skala besar, hingga pembuatan konten generatif untuk iklan OOH, AI bisa melakukannya.

Tentu saja hal tersebut membuka peluang terhadap pekerjaan marketing yang efisien. Jika brand Anda ingin menggabungkan kekuatan AI dan kekuatan media nyata, pertimbangkan beriklan di billboard.

Dengan dukungan konten yang Anda buat melalui AI, Anda bisa mendapatkan jangkauan luas sekaligus efisiensi kreatif dengan minim effort mMari wujudkan kampanye pemasaran masa depan yang pintar dan berdampak dengan klik banner di bawah. 

CTA Banner Blog - 01.png